JAKARTA - Kebangkitan kinerja PT Sarimelati Kencana Tbk. (PZZA), pengelola gerai Pizza Hut di Indonesia, menjadi momentum penting bagi perseroan untuk memantapkan strategi ekspansi tahun mendatang. Setelah kembali mencetak laba hingga kuartal III 2025, perusahaan mulai menyiapkan langkah agresif guna mempertahankan tren pemulihan tersebut.
Keuntungan yang diraih PZZA pada tahun ini tidak hanya menandai perbaikan operasional, tetapi juga memberi kepercayaan diri manajemen untuk menargetkan pertumbuhan lebih tinggi dari rata-rata ekonomi nasional. Dengan kondisi pasar makanan dan minuman yang kembali pulih, PZZA memaksimalkan momentum untuk menguatkan posisi di industri.
Kinerja Berbalik Positif Dorong Optimisme Proyeksi Pertumbuhan 2026
Pembalikan kinerja PZZA sepanjang Januari–September 2025 menjadi dasar utama optimisme perusahaan menyongsong tahun mendatang. Dalam periode tersebut, laporan keuangan perseroan mencatat penjualan meningkat 11,17% secara tahunan menjadi Rp2,26 triliun.
Pada segmen makanan, pencapaian penjualan menembus Rp2,13 triliun atau naik 12,14% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, segmen minuman mengalami sedikit penurunan sebesar 2,71% menjadi Rp128,7 miliar karena perubahan preferensi konsumen.
Berbekal kenaikan pendapatan tersebut, PZZA mampu mencatatkan laba Rp15,91 miliar pada kuartal III 2025. Posisi ini berbanding terbalik dari kerugian Rp96,71 miliar yang tercatat pada periode sama tahun 2024.
Direktur Utama Sarimelati Kencana, Boy Lukito, menegaskan bahwa perusahaan melihat peluang pertumbuhan yang lebih besar pada 2026. Ia merujuk pada proyeksi pemerintah yang menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai sekitar 5,3% tahun depan.
“Tapi, yang kami sudah lihat berdasarkan pemaparan dari pemerintah, target pertumbuhan ekonomi Indonesia itu di sekitar 5,3% di tahun depan. Maka, walaupun saya tidak bisa memberikan data secara jelasnya tapi target kami adalah terus tumbuh di atas angka target tersebut, jadi yang jelas di atas 5,3–5,4%,” ungkap Boy dalam paparan publik pada Kamis, 20 November 2025.
Pernyataan tersebut memperlihatkan bahwa PZZA ingin menjaga momentum positif pascakembalinya profit perusahaan. Selain memulihkan kinerja keuangan, PZZA berupaya memperkuat efisiensi dan memperbaiki eksekusi operasional di seluruh lini bisnis.
Strategi MORE Jadi Arah Utama Transformasi Operasional PZZA
Untuk mempertahankan pertumbuhan di atas rata-rata nasional, PZZA telah menyiapkan strategi yang berfokus pada maksimalisasi aset dan optimalisasi pengeluaran. Pendekatan ini dirangkum dalam strategi MORE yang menjadi arah kebijakan perusahaan dalam menghadapi kompetisi industri makanan cepat saji.
PZZA menilai bahwa pemulihan kinerja tidak dapat hanya bertumpu pada pertumbuhan penjualan. Oleh karena itu, perusahaan secara konsisten mengupayakan peningkatan efisiensi internal agar profitabilitas tetap dapat dijaga dalam berbagai kondisi pasar.
Salah satu strategi yang dijalankan adalah renovasi gerai Pizza Hut di berbagai wilayah Indonesia. Hingga September 2025, perusahaan telah menyelesaikan renovasi terhadap 39 gerai sebagai bagian dari upaya maksimalisasi aset yang sudah ada.
Pihak manajemen menjelaskan bahwa renovasi tersebut dilakukan agar setiap gerai mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar di sekitarnya. Dengan melakukan penyesuaian konsep dan tata ruang, setiap outlet diharapkan dapat memberikan pengalaman yang lebih relevan bagi konsumen.
Selain meningkatkan kenyamanan pelanggan, pembaruan tampilan gerai juga diharapkan meningkatkan efektivitas kerja karyawan. Dengan layout yang lebih efisien, operasional di dalam gerai dapat berjalan lebih cepat dan menghadirkan layanan yang lebih baik.
Renovasi gerai juga merupakan respons PZZA terhadap tren perubahan perilaku konsumen dalam beberapa tahun terakhir. Kebiasaan makan di tempat, pemesanan digital, dan preferensi konsep ruang yang lebih modern menjadi pertimbangan utama pembaruan desain outlet.
Menurut Boy, strategi renovasi akan tetap menjadi prioritas utama perusahaan dalam beberapa tahun mendatang. Namun, ia menegaskan bahwa pembukaan gerai baru tetap terbuka selama lokasi yang tersedia dinilai memiliki potensi pasar yang memadai.
“Tapi untuk strategi utamanya itu adalah renovasi gerai, baru prioritas keduanya, kalau melihat ada potensi ekspansi, kita akan buka. Jadi tidak menutup kemungkinan sama sekali,” ujar Boy memberi penjelasan.
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa ekspansi fisik gerai tidak akan dilakukan tergesa-gesa demi mengutamakan efektivitas modal. Keputusan pembukaan outlet baru akan sangat selektif sehingga hanya lokasi strategis dengan nilai ekonomis yang tepat yang akan dipilih.
Sampai saat ini, manajemen belum memberikan detail mengenai jumlah outlet yang akan direnovasi kembali atau jumlah gerai baru yang mungkin dibuka pada 2026. Perusahaan menegaskan bahwa penentuan target ekspansi masih akan menunggu kondisi pasar dan peluang yang tersedia.
Transformasi Bisnis dan Penyesuaian Model Operasi Jadi Prioritas
Selain melakukan renovasi gerai, PZZA juga meningkatkan fokus pada efisiensi operasional untuk mempercepat pemulihan margin. Perusahaan menilai bahwa optimalisasi pengeluaran dan pengelolaan biaya harus menjadi fondasi yang kuat dalam menjaga profitabilitas setelah bangkit dari tekanan beberapa tahun sebelumnya.
PZZA juga memperkuat organisasi internal sebagai bagian dari strategi MORE. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia dan perbaikan struktur organisasi diharapkan dapat menghasilkan respons operasional yang lebih cepat di tingkat regional maupun gerai.
Di tengah persaingan industri makanan cepat saji yang semakin ketat, pembaruan konsep merek juga menjadi agenda penting. PZZA ingin memastikan bahwa branding Pizza Hut tetap relevan dan mampu mengikuti preferensi konsumen yang semakin berkembang.
Keputusan perusahaan untuk terus memperbarui desain gerai turut menjadi bagian dari transformasi merek tersebut. Dengan tampilan yang lebih modern dan konsep yang lebih nyaman, perusahaan ingin mempertahankan konsumen lama sekaligus menarik pelanggan baru.
PZZA juga memperhatikan perkembangan pasar digital yang semakin dominan dalam aktivitas pemesanan makanan. Perusahaan terus meningkatkan integrasi layanan gerai dengan kanal pemesanan online agar pelanggan mendapatkan pengalaman lebih cepat dan efisien.
Upaya transformasi tersebut menjadi langkah penting bagi PZZA dalam mempertahankan stabilitas operasional. Dengan banyaknya pesaing yang juga melakukan pembaruan strategi, PZZA ingin memastikan tidak hanya bertahan tetapi juga mampu tumbuh lebih cepat dari rata-rata pasar.
Pemulihan Konsumen dan Peluang Pertumbuhan Menjadi Fokus 2026
Momentum pemulihan daya beli masyarakat menjadi salah satu faktor yang meningkatkan optimisme PZZA. Perbaikan kondisi ekonomi nasional turut membantu peningkatan trafik pelanggan di gerai-gerai perusahaan sepanjang 2025.
Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,3% pada 2026, peluang bagi industri makanan cepat saji diperkirakan akan semakin terbuka. PZZA berharap dapat memanfaatkan momentum tersebut dengan meningkatkan efektivitas setiap outlet yang telah direnovasi.
Selain itu, perusahaan menilai bahwa perilaku konsumsi masyarakat Indonesia masih mendukung pertumbuhan jangka panjang sektor makanan siap saji. Dengan populasi muda yang besar dan kebiasaan makan di luar rumah yang meningkat, peluang untuk ekspansi jangka panjang masih terbuka lebar.
Di sisi lain, PZZA tetap waspada terhadap dinamika ekonomi global yang dapat mempengaruhi biaya operasional. Namun, dengan strategi MORE, perusahaan menilai mampu menjaga ketahanan operasional dalam berbagai kondisi pasar.
Peningkatan pertumbuhan pendapatan di segmen makanan menjadi bukti bahwa perusahaan berada pada jalur pemulihan yang tepat. Jika momentum ini berlanjut, perusahaan membuka peluang untuk mencatatkan pertumbuhan laba yang lebih tinggi pada 2026.
Walaupun manajemen belum memberikan detail pasti mengenai target ekspansi, fokus pada renovasi dan peningkatan produktivitas outlet diyakini akan menjadi kunci pertumbuhan perusahaan. Strategi tersebut berpotensi memberikan hasil yang kuat sepanjang 2026.