BMKG Waspadai Cuaca Ekstrem: Panas, Hujan Petir, dan Banjir Rob Melanda

Kamis, 20 November 2025 | 04:04:31 WIB
BMKG Waspadai Cuaca Ekstrem: Panas, Hujan Petir, dan Banjir Rob Melanda

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Ancaman cuaca pada Kamis mencakup panas maksimum, hujan berpetir, serta banjir rob di sejumlah wilayah.

Prakirawan cuaca BMKG, Ranti Kurniati, menyebut hujan ringan berpotensi mengguyur Kota Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Bengkulu, Serang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Mataram, Palangka Raya, Samarinda, Gorontalo, Makassar, Kendari, Ambon, Sorong, Manokwari, Nabire, Jayawijaya, Jayapura, dan Merauke.

Hujan sedang diprakirakan terjadi di Kota Ternate. Sementara itu, hujan disertai petir berpotensi melanda Padang, Tanjung Pinang, Jambi, Palembang, Pangkal Pinang, Bandar Lampung, Yogyakarta, Pontianak, Tanjung Selor, Banjarmasin, Mamuju, dan Manado.

Di sisi lain, Kota Denpasar dan Kupang diperkirakan mengalami kondisi berawan tebal hingga berkabut. Kondisi ini dapat menurunkan jarak pandang serta mempengaruhi aktivitas luar ruangan.

Suhu panas maksimum hingga 33 derajat Celcius diprediksi terjadi pada siang hari di Denpasar, Mataram, Kupang, Pontianak, Samarinda, Tanjung Selor, Palangka Raya, dan Banjarmasin. Masyarakat disarankan menghindari paparan sinar matahari langsung terutama pada pukul 10.00 hingga 15.00 WIB.

Ancaman Banjir Rob di Wilayah Pesisir

Selain cuaca ekstrem, BMKG juga memprediksi potensi banjir rob di pesisir Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Banten, utara Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Utara.

Kondisi ini dipicu oleh pasang air laut yang lebih tinggi dari normal, sehingga berpotensi merendam kawasan pesisir. Warga pesisir diimbau tetap waspada dan memantau informasi terkini melalui kanal resmi BMKG.

Banjir rob juga dapat memengaruhi aktivitas ekonomi masyarakat pesisir. Nelayan dan pedagang harus menyiapkan antisipasi agar kerugian akibat genangan air dapat diminimalisasi.

Selain itu, fasilitas umum seperti jalan dan pelabuhan juga berpotensi terdampak. Masyarakat yang hendak bepergian ke wilayah pesisir diminta memperhitungkan waktu tempuh lebih lama dan menghindari lokasi rawan.

Faktor Penyebab dan Dinamika Atmosfer

Ranti Kurniati menjelaskan bahwa kondisi cuaca ekstrem ini dipengaruhi oleh sejumlah dinamika atmosfer dan faktor kelokalan. Salah satunya adalah sirkulasi siklonik yang berada di Samudera Hindia selatan Jawa Barat, laut Natuna, dan Samudera Pasifik utara Papua.

Fenomena siklonik juga terpantau di perairan Lampung, Kalimantan Timur, Papua Tengah, sebagian besar Sumatera, dan Laut Jawa. Kondisi ini memperkuat potensi hujan lebat dan angin kencang di wilayah terdampak.

Selain itu, bibit siklon tropis FINA terpantau di perairan Arafuru selatan Pulau Tanimbar. Kecepatan angin di bibit siklon ini diperkirakan mencapai 60 knot atau setara kategori dua.

Bibit siklon FINA membentuk daerah perlambatan angin hingga 25 knot di Laut Arafuru, Banda, Maluku, dan Pulau Aru. Hal ini berpotensi memicu gelombang tinggi serta cuaca ekstrem di sekitarnya.

BMKG menekankan pentingnya masyarakat memantau informasi cuaca secara rutin. Terlebih bagi wilayah yang berisiko terkena hujan lebat, petir, atau banjir rob.

Selain itu, aktivitas di laut dan wilayah pesisir harus disesuaikan dengan prakiraan cuaca. Nelayan dan pelayaran komersial disarankan menunda keberangkatan apabila kondisi angin dan gelombang tinggi.

BMKG juga mengingatkan pengguna jalan darat untuk tetap waspada. Jalan licin akibat hujan petir bisa meningkatkan risiko kecelakaan dan gangguan lalu lintas.

Pihak berwenang di wilayah terdampak disarankan menyiapkan posko darurat. Hal ini agar penanganan banjir dan evakuasi warga berjalan cepat saat terjadi cuaca ekstrem.

Masyarakat yang tinggal di kawasan rawan banjir rob diimbau menyiapkan tangki air bersih dan perlengkapan darurat. Antisipasi ini dapat membantu mencegah risiko kesehatan dan kerugian materi.

Selain faktor alam, BMKG menekankan pengaruh lokal seperti topografi dan urbanisasi. Kawasan padat penduduk cenderung lebih rentan terkena genangan saat hujan deras atau banjir rob.

Dengan pemantauan cuaca secara real-time, masyarakat bisa lebih siap menghadapi cuaca ekstrem. Informasi BMKG dapat diakses melalui website resmi, media sosial, atau aplikasi cuaca resmi.

Cuaca ekstrem bukan hanya soal hujan dan panas, tetapi juga dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari. Mulai dari transportasi, aktivitas luar ruangan, hingga keselamatan masyarakat di wilayah pesisir.

Masyarakat juga diminta menyiapkan perlengkapan darurat rumah tangga. Misalnya senter, makanan awet, dan obat-obatan untuk menghadapi hujan lebat atau banjir rob mendadak.

BMKG menegaskan bahwa waspada sejak dini adalah kunci keselamatan. Mengikuti informasi prakiraan cuaca memungkinkan warga merencanakan kegiatan dan mengurangi risiko bencana.

Terkini