JAKARTA - Presiden RI Prabowo Subianto meresmikan operasional Jembatan Kabanaran pada Rabu siang. Jembatan ini menghubungkan Kabupaten Kulonprogo dengan Kabupaten Bantul, menjadi jalur vital di wilayah selatan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam sambutannya, Presiden menekankan nilai historis lokasi jembatan. Ia menyebut tempat ini terkait perjuangan Pangeran Mangkubumi melawan Belanda, yang memiliki makna penting bagi masyarakat setempat.
Jembatan Kabanaran diharapkan dapat mendorong pariwisata dan ekonomi lokal. Presiden menilai kehadiran jembatan akan menarik lebih banyak wisatawan ke Yogyakarta dan sekitarnya.
Prosesi peresmian berlangsung di tengah jembatan, tepat di atas Sungai Progo. Seremonial ditandai dengan penekanan tombol sirene dan penandatanganan prasasti oleh Presiden Prabowo.
Pembangunan dan Struktur Jembatan
Jembatan Kabanaran sebelumnya dikenal dengan nama Jembatan Pandansimo. Infrastruktur ini memiliki panjang total 2,3 kilometer dan dibangun Kementerian Pekerjaan Umum sejak 2022, rampung pada Juni 2025.
Nilai investasi pembangunan mencapai Rp863,72 miliar, seluruhnya bersumber dari APBN. Sebelumnya, pembangunan sempat memanfaatkan kas jalan daerah sebelum dialokasikan anggaran pusat sekitar Rp800 miliar.
Jembatan ini termasuk jalur Lintas Pantai Selatan (Pansela) Jawa, menjadi alternatif penting selain jalur Pantura. Dari target 1.500 kilometer Pansela, sekitar 1.300 kilometer telah rampung, sementara 250 kilometer sisanya masih dalam proses pembangunan.
Selain fungsional, jembatan ini juga memiliki desain yang memadukan kearifan lokal. Elemen gunungan, rumah joglo, dan motif batik menghiasi struktur jembatan, memperkaya nilai arsitektur dan estetika.
Dampak terhadap Mobilitas dan Ekonomi
Dengan adanya Jembatan Kabanaran, arus transportasi di wilayah selatan Yogyakarta diproyeksikan lebih lancar. Kemacetan di jalur lama diharapkan dapat berkurang signifikan.
Presiden menilai jembatan ini membuka peluang pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar. Kehadiran infrastruktur ini diharapkan meningkatkan aktivitas perdagangan, wisata, dan usaha mikro lokal.
Khusus untuk nama jembatan, penamaan Kabanaran disepakati pemerintah daerah dan dikonsultasikan dengan Ngarso Dalem. Hal ini dilakukan untuk menghormati nilai historis kawasan tersebut sekaligus memberi identitas baru yang mudah diingat.
Jembatan Kabanaran juga mencatatkan prestasi nasional. Bangunan ini berhasil meraih Rekor MURI sebagai jembatan terpanjang di Yogyakarta berbahan corrugated steel.
Peresmian Proyek Infrastruktur Lain
Selain Jembatan Kabanaran, Presiden Prabowo meresmikan empat proyek infrastruktur lain. Proyek tersebut meliputi Underpass Gatot Subroto di Medan, Underpass Joglo di Surakarta, Flyover Cangguk di Magelang, dan Jembatan Sambas Besar di Kalimantan Barat.
Kehadiran beberapa proyek infrastruktur ini menunjukkan fokus pemerintah pada konektivitas antarwilayah. Setiap proyek diharapkan mampu meningkatkan mobilitas, perdagangan, dan aksesibilitas masyarakat lokal.
Turut hadir dalam peresmian sejumlah tokoh penting. Mereka antara lain Sri Sultan Hamengkubuwono X, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, Menteri Koordinator Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Presiden menekankan bahwa pembangunan jembatan strategis seperti Kabanaran bukan sekadar pembangunan fisik. Infrastruktur ini juga menjadi simbol upaya pemerintah dalam memajukan ekonomi, pariwisata, dan mobilitas masyarakat.
Keberadaan jembatan juga meningkatkan daya tarik wilayah Kulonprogo dan Bantul. Wisatawan dan pelaku usaha kini memiliki akses lebih cepat dan nyaman ke berbagai destinasi wisata serta pusat kegiatan ekonomi.
Proses perencanaan dan pembangunan jembatan menekankan kualitas dan keamanan. Semua tahap konstruksi mengikuti standar nasional agar jembatan dapat digunakan dalam jangka panjang.
Investasi besar yang digelontorkan pemerintah pusat diharapkan memberi manfaat signifikan bagi masyarakat. Dampak ekonomi langsung maupun tidak langsung dari proyek ini diyakini akan terasa dalam beberapa tahun ke depan.
Selain aspek ekonomi, desain jembatan yang mengangkat budaya lokal memberi nilai tambah estetika. Elemen budaya ini juga diharapkan meningkatkan identitas dan kebanggaan masyarakat terhadap infrastruktur baru.
Dengan rampungnya Jembatan Kabanaran, jalur transportasi Pansela selatan Jawa semakin lengkap. Hal ini menandai kemajuan pemerintah dalam memperkuat konektivitas antarwilayah di pulau Jawa.
Presiden menekankan bahwa pembangunan jembatan merupakan bagian dari strategi pemerintah meningkatkan kualitas infrastruktur nasional. Fokusnya tidak hanya fisik, tetapi juga dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat lokal.
Jembatan Kabanaran kini menjadi salah satu ikon transportasi dan pariwisata di Yogyakarta. Keberadaannya menjadi simbol modernisasi sekaligus penghormatan terhadap sejarah lokal.
Pemerintah berharap, jembatan ini dapat menjadi titik awal pengembangan wilayah selatan Yogyakarta yang lebih produktif. Mobilitas, pariwisata, dan ekonomi daerah diharapkan meningkat signifikan berkat akses baru ini.
Infrastruktur ini juga menjadi bukti nyata keseriusan pemerintah dalam membangun proyek berkualitas tinggi. Penekanan pada keselamatan, estetika, dan fungsionalitas membuat jembatan ini siap dimanfaatkan dalam jangka panjang.
Dengan peresmian Jembatan Kabanaran, pemerintah menunjukkan komitmen untuk menghadirkan infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat. Setiap investasi dan pembangunan diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pariwisata, dan kesejahteraan warga.