JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan total nilai transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) tanpa pindai atau QRIS Tap telah mencapai Rp13,8 miliar hingga saat ini. Frekuensi transaksi tercatat sebanyak 252 ribu kali sejak peluncurannya.
Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, menyebut jumlah merchant yang tergabung kini mencapai 1,1 juta. Hal ini menjadi indikator tingginya antusiasme masyarakat terhadap QRIS Tap sejak implementasi pada Maret 2025.
“Sejak diimplementasikan pada Maret 2025, transaksi QRIS Tap sudah sekitar 252 ribu frekuensi dengan nilai nominal mencapai Rp13,8 miliar,” ujar Filianingsih dalam konferensi pers usai rapat RDG BI secara daring.
Jumlah pengguna QRIS Tap kini menyasar 14 provinsi di seluruh Indonesia. Wilayah tersebut meliputi Jakarta, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan.
Selain itu, QRIS Tap juga telah digunakan di Sumatera Selatan, Riau, Banten, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, hingga Bali. Filianingsih menekankan perluasan implementasi QRIS Tap akan terus ditingkatkan, khususnya di sektor transportasi.
Implementasi di Transportasi Jabodetabek
Belakangan, BI meluncurkan QRIS Tap untuk moda transportasi di kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok (Jabodetabek). Peluncuran ini berlangsung di sela-sela Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) & Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2025 di Jakarta, Kamis 30 Oktober 2025.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan QRIS Tap In dan Tap Out akan diterapkan pada lima moda transportasi di Jabodetabek. Kelima moda tersebut meliputi KAI Commuter Line, Bus Trans Jakarta, Light Rail Transit (LRT) Jakarta, LRT Jabodebek, dan Mass Rapid Transit (MRT).
QRIS Tap sendiri merupakan sistem pembayaran digital berbasis NFC yang diluncurkan BI dan pemerintah pada 14 Maret 2025. Dengan sistem ini, masyarakat cukup mendekatkan smartphone ke terminal pembayaran untuk melakukan transaksi.
Perluasan di Provinsi dan Sektor Lain
Saat ini, 12 provinsi di Indonesia juga sudah mulai mengimplementasikan QRIS Tap untuk layanan bus provinsi. Beberapa perbankan dan perusahaan dompet digital (e-wallet) turut mendukung penggunaan QRIS Tap di berbagai wilayah.
Upaya ini menunjukkan BI berkomitmen memperluas ekosistem pembayaran digital di Indonesia. Masyarakat dapat menikmati kemudahan transaksi cepat dan aman tanpa perlu membawa uang tunai.
Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Himawan Kusprianto, mengatakan pihaknya juga tengah membuka peluang kerja sama dengan perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Apple Inc. Tujuannya agar QRIS Tap dapat digunakan tidak hanya di sistem Android, tetapi juga di iPhone.
“Saat ini baru Android, jadi kalau iPhone belum bisa. Tapi kita sekarang, minggu depan kita coba jajaki dengan Apple. Mudah-mudahan bisa juga dibuka,” ujarnya dalam diskusi bersama wartawan di Bukittinggi belum lama ini.
Dampak dan Prospek QRIS Tap
Penerapan QRIS Tap di transportasi dan layanan publik mempercepat adopsi pembayaran digital di Indonesia. Sistem ini memudahkan masyarakat untuk melakukan transaksi harian dengan lebih praktis dan efisien.
Selain itu, merchant dan penyedia layanan transportasi mendapatkan kemudahan menerima pembayaran tanpa kontak fisik. Hal ini sekaligus meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat ekosistem digital nasional.
Perluasan QRIS Tap ke berbagai provinsi dan moda transportasi menjadi langkah strategis BI. Implementasi ini diharapkan mendorong masyarakat lebih cepat beralih ke pembayaran digital.
Upaya integrasi QRIS Tap dengan Apple dan kemungkinan ekspansi internasional juga menunjukkan BI fokus pada inovasi pembayaran lintas platform. Hal ini sejalan dengan tren global menuju cashless society.
Bank Indonesia mencatat transaksi QRIS Tap mencapai Rp13,8 miliar dengan frekuensi 252 ribu sejak peluncuran Maret 2025. Perluasan QRIS Tap kini mencakup sektor transportasi Jabodetabek, 12 provinsi, serta kemungkinan penggunaan di sistem iOS melalui Apple.
Langkah ini diharapkan mempermudah masyarakat melakukan transaksi digital. QRIS Tap juga mendukung efisiensi bagi merchant, memperkuat ekosistem pembayaran, dan mendorong percepatan digitalisasi keuangan di Indonesia.