Strategi Baru Pemerintah Tingkatkan Daya Saing Lulusan dengan Dorong Kerja Global

Kamis, 20 November 2025 | 09:30:39 WIB
Strategi Baru Pemerintah Tingkatkan Daya Saing Lulusan dengan Dorong Kerja Global

JAKARTA - Upaya meningkatkan kualitas lulusan perguruan tinggi kini memasuki tahap baru dengan dorongan pemerintah agar mahasiswa Indonesia mampu bersaing di pasar global. Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) menilai bahwa era modern menuntut alumni yang tidak hanya siap bekerja di dalam negeri, tetapi juga mampu mengisi peluang kerja di luar negeri.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Brian Yuliarto menyampaikan bahwa isu pengangguran sarjana menjadi perhatian utama pemerintah saat ini. Brian menegaskan bahwa lulusan perguruan tinggi perlu diarahkan agar dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan industri yang semakin kompetitif.

Dalam pernyataannya di Universitas Negeri Surabaya pada Rabu, 19 November 2025, Brian menjelaskan bahwa berbagai program kini disiapkan untuk memperkuat keterampilan mahasiswa sebelum lulus. Ia menilai pentingnya menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan kompetensi yang mampu menjawab tantangan industri.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah memperluas program magang bagi mahasiswa vokasi. Brian menyebut bahwa terdapat program satu semester hingga satu tahun untuk mendorong mahasiswa vokasi terlibat langsung di dunia industri.

“Bahkan untuk pendidikan vokasi kita itu sekitar ada yang satu semester sampai satu tahun, itu program magang di industri,” ujar Brian. Pernyataan itu ia sampaikan sebagai gambaran bahwa sistem pembelajaran kini diarahkan semakin dekat dengan kebutuhan pasar kerja.

Selain mendorong vokasi, pemerintah juga menekankan pentingnya inovasi bagi kampus non-vokasi. Brian mengatakan bahwa mahasiswa bersama dosen didorong untuk menciptakan inovasi dan kreasi yang berpotensi membuka industri baru.
Ia menilai bahwa kreativitas ini diperlukan agar lulusan tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja.

“Tentunya bersama dosen-dosen yang pada akhirnya diharapkan mereka bisa juga menciptakan industri-industri baru, startup-startup baru yang pada akhirnya bisa membuka lapangan kerja,” jelasnya. Penekanan pada startup menjadi simbol dorongan pemerintah agar lulusan berpikir lebih progresif.

Brian menambahkan bahwa dua program tersebut dirancang untuk memastikan bahwa pendidikan tinggi selaras dengan kebutuhan industri. Ia menegaskan bahwa lulusan harus memiliki pemahaman tentang sektor apa saja yang membutuhkan tenaga kerja baru.
“Kita penuhi dan juga mana yang siap membuka lapangan kerja menjadi startup itu juga kita dorong,” katanya. Pernyataan tersebut menunjukkan komitmen kuat membangun ekosistem tenaga kerja yang siap berkontribusi.

Dorongan Kerja Luar Negeri sebagai Peluang Global

Selain pengembangan industri dalam negeri, pemerintah juga menetapkan visi untuk memperluas kesempatan kerja bagi lulusan Indonesia ke luar negeri. Brian menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menargetkan agar mahasiswa Indonesia memiliki keterampilan yang mampu memenuhi kebutuhan pasar global.
Ia melihat bahwa peluang kerja di luar negeri sangat besar dan karakter bangsa Indonesia dikenal baik di berbagai negara.

“Indonesia itu juga mengisi lapangan kerja di luar negeri, yang memang sangat besar dan kita tahu bahwa karakter bangsa kita ini sangat baik, kita ini orangnya sopan-sopan, juga ulet dalam bekerja, nah ini sudah dikenal di luar negeri,” terang Brian. Pernyataan itu menggambarkan optimisme pemerintah terhadap kualitas SDM Indonesia.

Untuk mendukung rencana tersebut, Kemendikti Saintek telah membangun koordinasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan serta Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Pembahasan dilakukan secara intensif agar lulusan perguruan tinggi dapat dipersiapkan memenuhi persyaratan kerja internasional.
“Nah kita sedang intens berbicara dengan P2MI, dengan Kemnaker, bagaimana kita juga bisa menyiapkan lulusan-lulusan kita itu menjadi siap diserap di pasar luar negeri,” jelasnya. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya mendorong, tetapi juga memfasilitasi kesiapan mahasiswa.

Penyiapan Sertifikasi Bahasa dan Standar Kompetensi

Brian menegaskan bahwa pemerintah juga akan membekali lulusan dengan sertifikasi bahasa sesuai negara tujuan. Ia mengatakan bahwa sertifikasi tersebut harus memenuhi standar yang berlaku di negara masing-masing.
Dengan begitu, lulusan Indonesia tidak perlu lagi mengambil sertifikasi di luar negeri yang membutuhkan biaya lebih tinggi.

“Harapannya standar-standar itu bisa dilakukan di Indonesia, sehingga mahasiswa kita atau lulusan kita itu tidak perlu pergi ke negara-negara yang dituju untuk mengambil sertifikasi dan lain sebagainya,” ujarnya. Langkah ini diharapkan mempercepat pengiriman tenaga kerja terampil ke berbagai negara.

Pelaksanaan sertifikasi di dalam negeri juga memberi kemudahan bagi kampus dalam mempersiapkan mahasiswa. Program tersebut menjadi bagian dari strategi besar peningkatan daya saing lulusan Indonesia.
Kemendikti Saintek berupaya memastikan bahwa setiap lulusan memiliki kompetensi lengkap sebelum memasuki dunia kerja.

Di sisi lain, kerja sama dengan industri dan lembaga sertifikasi internasional tetap diperkuat. Brian meyakini bahwa kolaborasi seperti ini akan membuka peluang lebih besar.
Standar kompetensi yang terukur juga membuat lulusan Indonesia lebih mudah diserap baik oleh industri lokal maupun global.

Penguatan Ekosistem Pendidikan dan Industri

Pemerintah memahami bahwa tantangan utama dunia pendidikan adalah memastikan kesesuaian antara kurikulum dan kebutuhan industri. Karena itu, Kemendikti Saintek terus memperkuat integrasi antara perguruan tinggi dan sektor usaha.
Brian menegaskan bahwa kampus harus beradaptasi lebih cepat terhadap perubahan teknologi.

Program magang, inovasi bersama dosen, hingga pembentukan startup menjadi strategi yang ditargetkan berjalan lebih masif. Ekosistem pendidikan yang responsif dapat mendorong lahirnya lulusan dengan keterampilan unggulan.
Dengan langkah konkret tersebut, pemerintah berharap angka pengangguran sarjana dapat terus ditekan.

Hal ini juga menunjukkan bahwa perguruan tinggi tidak hanya menjadi institusi akademik. Perguruan tinggi kini dituntut berperan sebagai pusat inovasi dan pencetak entrepreneurship baru.
Strategi seperti ini dipandang mampu memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Visi Membangun SDM Kompetitif dan Mendunia

Dorongan pemerintah agar lulusan Indonesia bekerja di luar negeri bukan semata mengejar angka penempatan kerja. Upaya tersebut merupakan bagian dari pembentukan SDM unggul yang diakui secara global.
Dengan kolaborasi antar kementerian, pembenahan kurikulum, hingga sertifikasi bahasa internasional, Indonesia berharap dapat melahirkan generasi tenaga kerja yang siap memimpin masa depan.

Brian menyampaikan optimismenya bahwa karakter bangsa Indonesia memberikan nilai lebih di mata dunia. Kerja keras, sopan santun, dan ketekunan menjadi modal penting bagi lulusan Indonesia untuk meraih peluang global.
Dengan berbagai program yang telah disiapkan, pemerintah berharap lulusan Indonesia mampu menjadi bagian dari tenaga kerja dunia yang profesional dan berdaya saing tinggi.

Terkini