Kunjungan Kerja Perkuat Komitmen Pengembangan Infrastruktur NTT

Rabu, 19 November 2025 | 18:52:54 WIB
Kunjungan Kerja Perkuat Komitmen Pengembangan Infrastruktur NTT

JAKARTA - Upaya mempercepat pembangunan infrastruktur di Nusa Tenggara Timur kembali ditegaskan melalui rangkaian kunjungan kerja tingkat nasional. 

Kunjungan ini menjadi momentum sinergi yang menempatkan berbagai proyek strategis pada jalur percepatan, terutama di wilayah Manggarai Barat yang menjadi pusat perhatian pemerintah.

Agenda tersebut menunjukkan besarnya peran koordinasi lintas kementerian dalam merumuskan arah pembangunan yang lebih efisien. Pemerintah daerah turut memanfaatkan kesempatan untuk menyampaikan kebutuhan prioritas, terutama terkait konektivitas darat, layanan udara, serta penyediaan air bagi masyarakat.

Dalam kunjungan tersebut, hadir Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma yang mendampingi Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono. Sejumlah menteri terkait juga mengikuti kegiatan, mencerminkan kuatnya dukungan pusat terhadap pembangunan di wilayah timur Indonesia.

Penyambutan Resmi sebagai Tanda Penguatan Sinergi Daerah

Kedatangan rombongan pemerintah pusat di Bandara Internasional Komodo disambut secara resmi oleh jajaran pemerintah daerah. Penyambutan ini menandai pentingnya agenda kunjungan kerja yang tidak hanya terkait sektor transportasi, tetapi juga pembangunan berkelanjutan di kawasan wisata unggulan nasional.

Wakil Gubernur NTT hadir bersama Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi dan Wakil Bupati Yulianus Weng. Sejumlah pejabat teknis seperti Kepala Dinas PUPR Provinsi NTT dan Kepala Bandara Komodo turut serta dalam penyambutan. Komposisi tamu dan pejabat daerah menunjukkan bahwa agenda ini melibatkan lintas sektor strategis.

Momentum penyambutan juga memperkuat hubungan kerja antarlembaga, terutama dalam upaya menyelaraskan kebutuhan daerah dengan program prioritas nasional. Sinergi ini diperlukan agar setiap rencana pembangunan dapat direalisasikan secara tepat sasaran dan memiliki manfaat luas bagi masyarakat.

Pertumbuhan Bandara Komodo dan Tantangan Pengembangannya

Peninjauan bandara menjadi titik awal kunjungan kerja, menyoroti pentingnya peran Bandara Internasional Komodo sebagai gerbang utama wisata Labuan Bajo. Bandara ini mencatat pertumbuhan penumpang 8 hingga 10 persen per tahun dengan total 954.614 penumpang pada 2025. Angka tersebut semakin mendekati target satu juta penumpang yang dicanangkan pemerintah.

Kepala Bandara Komodo, Ceppy Triyono, menjelaskan bahwa semester pertama 2025 mencatat 470 ribu penumpang. Peningkatan ini didorong pembukaan rute Labuan Bajo–Singapura serta rencana pembukaan rute baru menuju Lombok dan Bima. Meski demikian, sejumlah rute potensial seperti Makassar dan Waingapu belum terealisasi.

Bandara menghadapi tantangan serius berupa keterbatasan lahan dan belum tersedianya terminal kargo. Kondisi ini membuat ekspor produk unggulan seperti lobster, kerapu, dan kerang harus melalui bandara internasional lainnya. Upaya memperkuat ekonomi kreatif juga terus dilakukan dengan menggandeng pengrajin dan pelaku usaha lokal.

Strategi Penyelesaian Tantangan Bandara dan Penguatan Layanan

Solusi jangka menengah dan panjang tengah disusun untuk mengatasi keterbatasan fasilitas bandara. Rencana strategis meliputi dukungan transportasi truk Avtur dari Ende, optimalisasi sistem kelistrikan pada 2026, serta perluasan terminal penumpang. Terminal kargo ditargetkan selesai pada 2030 sebagai bagian dari penguatan sektor logistik.

Peningkatan fasilitas digital turut dilakukan melalui pemanfaatan berbagai layanan pendukung seperti barcode WiFi, standing banner interaktif, dan sistem PC ALL Indonesia. Target peningkatan kualitas layanan bandara dari 35 persen menjadi 76 persen menjadi fokus utama pada tahap pengembangan berikutnya.

Menteri AHY menegaskan bahwa pengembangan bandara merupakan program super prioritas nasional. Menurutnya, peningkatan kapasitas bandara, fasilitas udara, layanan kargo, serta integrasi administrasi akan memperkuat posisi Labuan Bajo sebagai destinasi wisata kelas dunia yang terus berkembang.

Prioritas Infrastruktur Air dan Jalan untuk Kesejahteraan Masyarakat

Selain sektor transportasi udara, pemerintah daerah menyoroti perlunya pembangunan infrastruktur air sebagai kebutuhan mendesak. Wakil Gubernur NTT menegaskan bahwa penyediaan air berpengaruh besar terhadap kualitas hidup masyarakat dan penanganan stunting yang menjadi fokus nasional dan daerah. 

Ia menilai pembangunan embung irigasi di setiap kecamatan sebagai solusi efisien dibanding membangun bendungan besar.

Wagub Johni juga menyoroti rendahnya tingkat kemantapan jalan provinsi dan kabupaten yang menghambat mobilitas masyarakat. Infrastruktur jalan menjadi krusial untuk memperlancar distribusi barang dan mempercepat aktivitas ekonomi, terutama di kawasan pedesaan dan daerah dengan akses terbatas. 

Menteri AHY menegaskan bahwa pembangunan jalan harus memiliki pengawasan ketat dan perencanaan yang mempertimbangkan topografi. Ia mencontohkan kondisi jalan dari Labuan Bajo menuju Reo yang rusak dan berdampak pada rantai pasok pangan. Percepatan pengaspalan akan membantu memperkuat pertanian dan peternakan lokal.

Proyek Jalan Strategis Ditargetkan Percepat Konektivitas Flores

Peninjauan lapangan mencakup progres alinyemen jalan menuju Pelabuhan Multipurpose Peti Kemas Wae Kelambu yang mencapai 99,23 persen untuk zona A, B, dan C. Infrastruktur tersebut bertujuan memperkuat dukungan logistik dalam distribusi barang antarwilayah. Penyelesaian yang hampir tuntas ini menjadi tanda positif bagi percepatan aktivitas pelabuhan.

Selain itu, pembangunan Jalan Lintas Utara Flores sepanjang 141 kilometer diharapkan memangkas waktu tempuh Labuan Bajo–Reo dari 6 hingga 7 jam menjadi sekitar 3 hingga 4 jam. Proyek pengaspalan sepanjang 88 kilometer masih menunggu alokasi anggaran untuk periode 2026 hingga 2027. Target ini penting untuk memperkuat konektivitas sektor pertanian dan pariwisata.

Menteri AHY menyatakan komitmen penuh dalam mengawal proyek strategis di NTT. Menurutnya, penguatan konektivitas akan membuka peluang ekonomi baru, memperluas destinasi wisata, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Seluruh program diharapkan memberi dampak signifikan bagi wilayah Labuan Bajo dan sekitarnya.

Terkini