Cara Efektif Melatih Anak Mulai Bermain Secara Mandiri

Rabu, 19 November 2025 | 14:28:49 WIB
Cara Efektif Melatih Anak Mulai Bermain Secara Mandiri

JAKARTA - Banyak anak yang terbiasa ditemani orangtua saat bermain sehingga sulit untuk mulai bermain sendiri. 

Padahal, kemampuan ini tidak hanya melatih kemandirian, tetapi juga membantu anak mengembangkan kreativitas dan rasa percaya diri.

Saat anak mampu bermain mandiri, mereka belajar mengambil keputusan, mengatur alur permainan, dan menjelajahi lingkungan tanpa harus menunggu arahan terus-menerus dari orang dewasa. Proses ini mendukung tumbuh kembang emosional sekaligus kognitif.

Namun, tidak semua orangtua memahami bagaimana memulainya dengan tepat. Inilah mengapa pendekatan yang benar menjadi penting agar anak dapat belajar secara bertahap dan nyaman.

Pendampingan Awal sebagai Dasar Pembentukan Rasa Aman

Psikolog Gianti Amanda menjelaskan bahwa pendekatan yang terlalu tiba-tiba akan membuat anak menolak. “Dalam mencapai independent play, orangtua enggak bisa tiba-tiba kayak, ‘Kamu pokoknya harus main di sini sendiri ya 15 menit’. Anak-anak enggak bisa seperti itu,” ujarnya dalam sebuah penjelasan.

Pernyataan ini menegaskan bahwa anak memerlukan rasa aman sebelum dilepas bermain sendiri. Ketika orangtua langsung memaksa, mereka justru merasa diabaikan dan bisa menangis karena kehilangan rasa nyaman.

Itulah sebabnya pendampingan di awal adalah langkah yang sangat penting. Anak perlu merasakan keberadaan orangtuanya terlebih dahulu agar tumbuh rasa percaya sebelum mulai ditinggal untuk waktu yang lebih lama.

Pentingnya Independent Play bagi Perkembangan Anak

Menurut psikolog Pritta Tyas, fase bermain mandiri merupakan bagian penting dalam proses tumbuh kembang anak. Mereka belajar menjadi lebih mandiri, mengeksplorasi lingkungan sekitar, dan mengembangkan imajinasi melalui permainan yang mereka ciptakan sendiri.

Ia menegaskan bahwa anak pada usia tertentu seharusnya mulai menunjukkan inisiatif bermain tanpa harus selalu ditemani. “Harapannya di umur 4,5 tahun sampai lima tahun, mereka sudah keluar inisiatifnya untuk main sendiri,” ujar Pritta dalam pernyataannya.

Usia tersebut dianggap sebagai masa ideal anak mulai memahami alur bermainnya sendiri, mengenali apa yang ingin mereka lakukan, dan memiliki durasi fokus yang lebih panjang.

Manfaat Independent Play Bagi Orangtua yang Memiliki Banyak Aktivitas

Bagi orangtua, kemampuan anak bermain mandiri juga membawa manfaat besar. Ketika anak sudah bisa sibuk sendiri dalam kegiatan bermain, ayah atau ibu memiliki kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan lain di rumah tanpa harus khawatir.

Misalnya, waktu tersebut dapat digunakan untuk bekerja dari rumah, memasak, mencuci piring, atau sekadar mengambil jeda sejenak. Independent play menjadi momen yang memberikan ruang bagi orangtua untuk beraktivitas lebih efisien.

Namun, Gianti mengingatkan bahwa orangtua tidak bisa langsung meninggalkan anak begitu saja. Jika dilakukan secara tiba-tiba, anak akan merasa dicampakkan dan justru semakin menempel pada orangtua.

Teknik Bertahap dalam Mengajarkan Anak Bermain Sendiri

Gianti menjelaskan bahwa tahap awal independent play harus dimulai dengan menemani anak sampai mereka merasa aman. Kehadiran fisik orangtua membuat anak memahami bahwa ia tidak benar-benar sendirian dalam bermain.

Setelah mereka mulai fokus, barulah orangtua bisa mencoba meninggalkannya sebentar. “Memang langkah pertamanya, kita harus temenin dulu, jadi anak merasa tenang, ada rasa percayanya,” ujar Gianti.

Tahap bertahap ini membantu anak memahami bahwa meski orangtua tidak selalu tepat berada di sampingnya, mereka tetap akan kembali. Pendekatan seperti ini menghindarkan anak dari kecemasan akibat ketakutan ditinggalkan.

Cara Praktis Meningkatkan Kepercayaan Anak Saat Bermain Mandiri

Gianti merekomendasikan langkah kecil dan sederhana untuk mulai melatih anak bermain sendiri. Sebagai permulaan, orangtua bisa memberi jeda selama lima menit. “Kita bilang, ‘Sebentar ya, mama atau papa mau ambil minum dulu’. Anak yakin kita akan kembali lagi. Jadi selama menunggu kita dia anteng main sendiri,” jelasnya.

Kalimat tersebut memberi sinyal yang jelas bahwa orangtua hanya pergi sebentar, bukan meninggalkan anak sepenuhnya. Perlahan-lahan, jeda lima menit ini bisa diperpanjang sesuai kesiapan anak.

Dengan pendekatan seperti ini, anak belajar bahwa bermain sendiri bukan sesuatu yang menakutkan. Mereka juga belajar menciptakan aktivitas yang menyenangkan tanpa harus bergantung pada kehadiran orang dewasa setiap saat.

Terkini