Indonesia Pimpin Mobilisasi Dana 10 Miliar Dollar AS untuk Kesetaraan Gender

Selasa, 18 November 2025 | 12:04:52 WIB
Indonesia Pimpin Mobilisasi Dana 10 Miliar Dollar AS untuk Kesetaraan Gender

JAKARTA - Jakarta menjadi tuan rumah Orange Forum 2025 pada Senin, 17 November 2025. Forum ini menyoroti target ambisius mobilisasi dana global sebesar 10 miliar dollar AS.

Dana tersebut ditujukan untuk memberdayakan 100 juta perempuan, anak perempuan, dan minoritas gender. Inisiatif ini juga diharapkan menutup kesenjangan pendanaan SDGs yang kini mencapai triliunan dollar AS.

Indonesia muncul sebagai motor utama inisiatif ini. Peran negara dianggap strategis dalam menggerakkan modal global untuk pembangunan berkelanjutan.

Orange Forum 2025 digagas Impact Investment Exchange (IIX) bersama Bursa Efek Indonesia (BEI). Forum ini juga melibatkan Kementerian PPN/Bappenas dan Departemen Luar Negeri serta Perdagangan Australia (DFAT).

Lebih dari 300 peserta hadir dalam forum ini. Mereka terdiri dari investor institusional, pembuat kebijakan, regulator, dan pemimpin masyarakat sipil.

Fokus pada Perempuan dan Dampak Sosial

Pendiri dan CEO IIX, Durreen Shahnaz, menegaskan pentingnya perempuan dalam mendorong dampak sosial dan ekonomi. Ia menyebut target 10 miliar dollar sebagai langkah strategis membangun pasar modal inklusif.

"Orange movement membuktikan bahwa solusi yang berorientasi pasar dapat membantu menutup kesenjangan pembiayaan SDG," ujarnya. Pernyataan ini menekankan bagaimana peran perempuan menjadi pengganda dalam pembangunan.

Durreen menambahkan, pembangunan pasar modal yang inklusif memungkinkan tercapainya keadilan iklim, transisi yang adil, dan pertumbuhan ekonomi berkeadilan. Strategi ini menjadi inti dari upaya global untuk mengoptimalkan pendanaan berkelanjutan.

Orange Bonds dan Sukuk Dorong Posisi Indonesia

Dalam forum ini, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) meluncurkan Orange Bonds dan Orange Sukuk senilai 980 juta dollar AS. Penerbitan instrumen ini memperkuat posisi Indonesia di panggung global.

Orange Capital mencakup obligasi, sukuk, pinjaman, dan jaminan. Setiap instrumen difokuskan pada kesetaraan gender dan aksi iklim.

Instrumen ini menerapkan pengukuran dampak yang ketat. Tujuannya mencegah praktik impact-washing dan memastikan transparansi yang tinggi.

Deputi Bidang Pangan, SDA, dan Lingkungan Hidup Bappenas, Leonardo Teguh Sambodo, menyebut Orange Bonds berbeda dari obligasi berkelanjutan konvensional. Ia menilai instrumen ini menggabungkan dampak sosial dan lingkungan dengan standar transparansi lebih tinggi.

"Ini mekanisme ampuh untuk mempercepat kemajuan SDG global dan memperkuat kepemimpinan negara berkembang," ujar Teguh. Ia menekankan pentingnya menempatkan perempuan dan komunitas kurang terlayani sebagai mitra setara.

Lebih dari 10 miliar dollar AS yang disalurkan melalui obligasi tematik dan sukuk menjadi bukti nyata. Instrumen ini menunjukkan apa yang mungkin terjadi saat pembangunan inklusif dijadikan prioritas.

Strategi Indonesia dalam Keuangan Berkelanjutan

Direktur Pencatatan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menilai forum ini menegaskan posisi Indonesia dalam keuangan berkelanjutan global. Forum menjadi ajang untuk membekali pelaku pasar modal memimpin investasi yang berwawasan gender.

Orange Forum 2025 bukan sekadar konferensi. Forum ini merupakan platform aksi yang mengumpulkan investor, pembuat kebijakan, regulator, dan spesialis data untuk merumuskan solusi bersama.

Pendekatan ekosistem yang diterapkan menyatukan kerangka regulasi, infrastruktur pasar, lembaga hukum, sistem data, dan mobilisasi modal. Model ini bertujuan menghadirkan integrasi penuh antara regulasi, pasar, dan tujuan pembangunan.

Orange Movement, dengan Indonesia sebagai pemimpin dan katalisator, menjadi fokus transformasi keuangan berkelanjutan global. Peran ini menegaskan posisi Indonesia sebagai penggerak utama inovasi finansial yang berorientasi sosial dan lingkungan.

Indonesia sebagai Motor Inovasi Global

Orange Forum 2025 menunjukkan bagaimana inovasi keuangan dan kolaborasi lintas sektor bisa mendorong pembangunan inklusif. Strategi ini menempatkan perempuan dan komunitas kurang terlayani di pusat proses pengambilan keputusan.

Dengan target 10 miliar dollar AS, Indonesia membuktikan kepemimpinan dalam mobilisasi dana global. Forum ini menandai langkah strategis negara berkembang dalam membangun pasar modal berkelanjutan yang adil dan transparan.

Terkini