JAKARTA - Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan atau Japeksel semakin ramai dibicarakan karena munculnya klaim perjalanan Jakarta–Bandung yang disebut dapat ditempuh hanya dalam 45 menit. Klaim tersebut menimbulkan berbagai reaksi di masyarakat sehingga mendorong perhatian besar terhadap rute dan perkembangan konstruksinya.
Penjelasan kemudian diberikan bahwa 45 menit tersebut bukan waktu tempuh Jakarta–Bandung, melainkan durasi melintasi jalur utama Japeksel. Waktu itu dihitung berdasarkan asumsi kendaraan melaju dengan kecepatan rata-rata 80 kilometer per jam dalam kondisi ideal.
Informasi itu membuat banyak orang penasaran mengenai rute lengkap serta bentuk konektivitas yang ditawarkan tol sepanjang 62 kilometer ini. Keingintahuan masyarakat meningkat karena proyek ini termasuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional yang berada di bawah Kementerian PUPR dan BPJT.
Ruas tol tersebut dirancang untuk menghubungkan Jalan Tol JORR di Jatiasih, Bekasi dengan Tol Purbaleunyi di kawasan Sadang. Konektivitas itu dianggap akan membuka jalur alternatif menuju wilayah Priangan terutama untuk pengguna jalur selatan.
Akun resmi Jasa Marga menjelaskan bahwa Japeksel terbagi menjadi tiga paket besar yang dipecah lagi menjadi enam seksi pekerjaan. Pembagian tersebut dilakukan agar proses pembangunan berjalan terstruktur dan dapat diawasi dengan lebih efektif.
Bagian awal dari konstruksi mencakup Seksi 1 dan 2 yaitu Jatiasih–Bantargebang–Setu dengan panjang 7,25 kilometer. Pada 3 Oktober 2025, seksi ini telah mencapai progres pembebasan lahan sebesar 9,84 persen.
Paket 2A untuk Seksi 3 yang menghubungkan Setu–Sukaragam membentang sepanjang 10,50 kilometer. Progres pembebasan lahannya telah mencapai 86,09 persen dengan pembangunan konstruksi sebesar 70,32 persen.
Paket 2B melanjutkan pembangunan untuk Seksi 4 Sukaragam–Bojongmangu yang memiliki panjang 13 kilometer. Lahan yang dibutuhkan untuk seksi ini telah dibebaskan sebesar 97,86 persen dengan konstruksi mencapai 68,10 persen.
Sementara itu, Paket 3 mencakup Seksi 5 dan 6 Bojongmangu–Kutanegara–Sadang dengan total panjang 31,25 kilometer. Untuk paket terbesar tersebut, progres pembebasan lahannya telah mencapai 98,03 persen dan konstruksi berada di angka 90,45 persen.
Jalan Tol Japeksel juga dilengkapi tujuh simpang susun yang masing-masing berada di Jatiasih, Bojongmangu, Bantargebang, Kutanegara, Setu, Sadang, dan Sukaragam. Simpang susun itu berfungsi untuk menghubungkan berbagai ruas penting dan memudahkan pergerakan lalu lintas.
Dalam unggahan resmi, Jasa Marga menegaskan komitmennya menghadirkan konektivitas bagi masyarakat. Mereka menyebut bahwa jalan tol ini diharapkan menjadi jalur alternatif baru bagi pengguna jalan yang hendak menuju kawasan Priangan melalui jalur selatan.
Perkembangan Konstruksi Jadi Indikator Kemajuan Infrastruktur Penting
Kontraktor pembangunan, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, menyampaikan perkembangan terbaru mengenai proyek tersebut pada November 2025. Mereka melaporkan bahwa pembangunan ruas tol Bojongmangu–Sadang sepanjang 31,25 kilometer telah mencapai realisasi sebesar 92,23 persen.
Pencapaian ini dianggap sebagai langkah signifikan menuju penyelesaian proyek yang ditargetkan rampung pada pertengahan 2026. Waskita Karya menegaskan bahwa mereka berkomitmen menyelesaikan pekerjaan sesuai standar mutu yang telah ditetapkan.
Perusahaan tersebut juga menyebutkan bahwa mereka menggunakan inovasi Building Information Modeling atau BIM dalam proses pembangunan. Teknologi itu membantu mempercepat identifikasi masalah teknis melalui analisis benturan atau clash analysis yang dilakukan secara digital.
Pemanfaatan BIM mempercepat proses desain sehingga mengurangi risiko hambatan teknis saat pembangunan berlangsung. Dengan demikian, proyek dapat dikerjakan dengan tingkat akurasi lebih tinggi dan efisiensi waktu yang lebih baik.
PT Jasa Marga Tbk sebagai operator jalan tol nantinya akan mengelola ruas Japeksel setelah beroperasi penuh. Mereka memperkirakan bahwa ruas tol ini akan menjadi jalur alternatif penting bagi pengguna yang ingin menuju Bandung melalui jalur selatan.
Proyeksi tersebut beralasan karena Japeksel tidak hanya membuka jalur baru tetapi juga mengurangi kepadatan di Tol Jakarta–Cikampek utama. Konektivitas tersebut diharapkan menopang mobilitas masyarakat dan mempercepat distribusi barang serta jasa di wilayah Jawa Barat.
Peningkatan perhatian publik terhadap proyek ini juga dipicu oleh pertanyaan seputar waktu tempuh Jakarta–Bandung melalui Japeksel. Hal tersebut memerlukan klarifikasi langsung dari pihak pemerintah agar tidak terjadi persepsi yang keliru di masyarakat.
Kementerian PUPR Luruskan Klaim Waktu Tempuh yang Viral
Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, memberikan klarifikasi langsung mengenai klaim yang menyebut perjalanan Jakarta–Bandung bisa ditempuh dalam 45 menit. Ia menegaskan bahwa informasi tersebut tidak tepat dan tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan.
Dody mengakui bahwa kehadiran Japeksel memang dapat memangkas sebagian waktu perjalanan menuju Bandung. Namun, ia membantah bahwa durasinya bisa sesingkat klaim yang sebelumnya beredar.
Ia menjelaskan bahwa BPJT dan Waskita sedang melakukan pembahasan terkait kepastian waktu tempuh setelah seluruh ruas selesai. Menurut hitungan BPJT, durasi 45 menit tersebut hanya berlaku dari Gerbang Tol Jatiasih menuju Gerbang Tol Sadang.
Pernyataan ini disampaikan untuk memastikan masyarakat memahami konteks sebenarnya dari angka tersebut. Dody menyebut bahwa penghitungan waktu tempuh Jakarta–Bandung tetap bergantung pada kondisi lalu lintas dan rute lanjutan yang dipakai pengguna jalan.
Klarifikasi itu juga bertujuan menghindari ekspektasi berlebihan terhadap manfaat proyek. Dengan memahami fakta sebenarnya, masyarakat dapat menilai fungsi tol ini berdasarkan detail teknis yang realistis.
Ia juga menambahkan bahwa pembahasan lanjutan mengenai waktu tempuh akan terus dilakukan bersama pihak terkait. Langkah ini diperlukan agar informasi yang disampaikan kepada publik konsisten dan berbasis data yang valid.
Japeksel Disiapkan Jadi Akses Utama ke Jalur Selatan Jawa Barat
Keberadaan Japeksel diharapkan tidak hanya menjadi alternatif tetapi juga mendukung pemerataan mobilitas di wilayah Jawa Barat bagian selatan. Jalan tol ini diharapkan memberi akses lebih cepat ke berbagai kawasan yang selama ini bergantung pada rute padat di jalur utara.
Dengan panjang 62 kilometer dan koneksi langsung ke dua ruas tol besar, Japeksel menjadi salah satu proyek strategis yang dinilai dapat mendorong pertumbuhan wilayah. Manfaatnya tidak hanya bagi masyarakat pengguna tetapi juga bagi aktivitas ekonomi daerah.
Penyelesaian proyek yang direncanakan pada pertengahan 2026 menjadi momen penting bagi konektivitas nasional. Japeksel akan menjadi bagian dari upaya pemerintah memperluas infrastruktur modern dan meratakan akses antarwilayah.
Kontribusi teknologi seperti BIM membuat pembangunan berjalan lebih tertata. Dengan dukungan operator berpengalaman seperti Jasa Marga, proyek ini diarahkan untuk menjadi jalur dengan standar keselamatan dan kenyamanan tinggi.
Dengan klarifikasi waktu tempuh yang telah diberikan, masyarakat dapat lebih memahami fungsi nyata dari pembangunan Japeksel. Proyek ini menjadi simbol komitmen pemerintah dan pelaku industri konstruksi dalam menyediakan akses yang lebih merata untuk seluruh pengguna jalan.