JAKARTA - Setiap 17 November diperingati dua peringatan penting di tingkat internasional, yakni Hari Pelajar Internasional dan Hari Prematuritas Sedunia. Kedua peringatan ini memiliki tujuan berbeda, namun sama-sama menekankan kesadaran dan aksi global.
Hari Pelajar Internasional mengenang peristiwa bersejarah di Praha, 1939. Saat itu, mahasiswa Universitas Charles menggelar demonstrasi anti-Nazi, dan pasukan pendudukan Nazi menangkap lebih dari 1.200 pelajar serta menutup universitas-universitas di Cekoslowakia.
Sejarah Hari Pelajar Internasional
Tanggal 17 November diresmikan sebagai Hari Pelajar Internasional pada 1941. Hal ini dilakukan dalam pertemuan International Students’ Council di London sebagai bentuk solidaritas mahasiswa terhadap korban penindasan.
Kini, peringatan ini menjadi hari libur nasional di Ceko dan Slowakia. Secara resmi, perayaan dikenal sebagai Day of Struggle for Freedom and Democracy atau Hari Perjuangan untuk Kebebasan dan Demokrasi.
Hari Pelajar Internasional tidak hanya sekadar mengenang sejarah, tetapi juga menjadi momentum untuk mendorong pendidikan dan keterlibatan aktif pelajar. Solidaritas global antar mahasiswa tetap menjadi nilai utama dalam peringatan ini.
Hari Prematuritas Sedunia: Soroti Bayi Prematur
Selain pendidikan, 17 November juga menjadi Hari Prematuritas Sedunia. Peringatan ini bertujuan menyoroti tantangan kelahiran prematur dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya perawatan bayi prematur.
Hari Prematuritas Sedunia diluncurkan pada 2008 oleh EFCNI, kini dikenal sebagai Global Foundation for The Care of Newborn Infants (GFCNI), bersama beberapa organisasi orang tua di Eropa. Peringatan ini mengingatkan masyarakat dan pemerintah tentang kebutuhan mendesak dukungan bagi keluarga bayi prematur di seluruh dunia.
Simbol dan Makna Hari Prematuritas Sedunia
Dua simbol utama mewakili peringatan ini. Warna ungu melambangkan kepekaan dan keunikan, sementara garis kaus kaki ikonik menunjukkan bahwa satu dari sepuluh bayi lahir prematur secara global.
Sepasang kaus kaki bayi ungu kecil dikelilingi sembilan kaus kaki dewasa, menggambarkan skala masalah prematuritas yang luas. Simbol ini juga berfungsi sebagai pengingat bagi tenaga medis, keluarga, dan masyarakat untuk memberikan perhatian ekstra bagi bayi prematur.
Pada 2025, World Health Assembly (WHA) resmi menetapkan tanggal 17 November sebagai Hari Prematuritas Sedunia. Hal ini menjadikan peringatan ini masuk dalam kalender resmi WHO dan menjadi agenda global tahunan.
Pentingnya Kesadaran Global
Kedua peringatan pada 17 November menekankan pentingnya kesadaran global. Hari Pelajar Internasional mendorong solidaritas pendidikan, sementara Hari Prematuritas Sedunia menekankan dukungan kesehatan dan perawatan anak.
Momentum ini mengajak seluruh masyarakat, baik pelajar, orang tua, maupun pemerintah, untuk mengambil tindakan nyata. Kesadaran dan partisipasi aktif menjadi kunci untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik dan perawatan bayi prematur yang lebih optimal.
Hari ini bukan sekadar simbol, melainkan panggilan untuk aksi nyata. Melalui pemahaman sejarah dan kesehatan, masyarakat global diingatkan akan pentingnya perlindungan hak anak dan pendidikan yang berkualitas.
Kesadaran global ini juga dapat mendorong penelitian, inovasi, dan program-program intervensi kesehatan anak. Peringatan ini menjadi pengingat bahwa setiap individu dan komunitas memiliki peran dalam menciptakan lingkungan yang mendukung anak-anak dan pelajar.