Kehadiran Ayah yang Utuh Penting untuk Bentuk Karakter Anak Indonesia

Senin, 17 November 2025 | 12:14:37 WIB
Kehadiran Ayah yang Utuh Penting untuk Bentuk Karakter Anak Indonesia

JAKARTA - Fenomena ayah yang “ada tapi tiada” kembali menjadi sorotan masyarakat. Data Pendataan Keluarga 2025 menunjukkan 25,8% anak Indonesia mengalami kondisi fatherless, di mana ayah hadir secara fisik tetapi tidak terlibat dalam pengasuhan.

Salah satu faktor penyebabnya adalah meningkatnya ketergantungan keluarga terhadap gawai. Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, mengingatkan bahwa penggunaan gadget yang berlebihan dapat mengurangi interaksi ayah dengan anak.

“Rata-rata kita menggunakan gadget 7,8 jam per hari. Pertanyaannya, berapa menit kita benar-benar mengobrol dengan anak?,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Senin, 17 November 2025.

Dalam momentum Hari Ayah Nasional, Wihaji menegaskan bahwa teknologi seharusnya mempermudah, bukan mengganggu kualitas hubungan keluarga. Ketidakhadiran emosional ayah bisa berdampak pada pembentukan karakter dan kepemimpinan anak.

Dampak Kehadiran Ayah terhadap Karakter Anak

Peran ayah sangat menentukan tumbuhnya leadership dan karakter anak. “Hati-hati, jangan sampai anak-anak kita menjadi generasi yang kurang menjadi petarung,” tegas Wihaji.

Ketika komunikasi antara orang tua dan anak terganggu, anak lebih rentan terhadap perundungan. Intensitas berbicara dengan handphone bisa membuat anak lebih dekat dengan algoritma gawai daripada orang tua.

“Kalau ada masalah, mereka curhat ke handphone, bukan ke orang tua,” ujar Wihaji. Kondisi ini berpotensi melemahkan ketahanan psikologis anak.

Keluarga adalah fondasi terkecil dalam negara, tetapi dampaknya sangat besar. “Kalau keluarga baik-baik saja, insyaallah negara ini juga akan baik-baik saja,” lanjut Wihaji.

Hari Ayah Nasional sebagai Momentum Refleksi

Momentum Hari Ayah Nasional menjadi pengingat pentingnya figur ayah yang utuh dan berdaya. Perayaan ini mendorong kesadaran bahwa ayah bukan sekadar pencari nafkah, tetapi juga teladan bagi anak.

Wakil Gubernur Bengkulu, Ir. H. Mian, menegaskan peran ayah dalam membentuk karakter bangsa. “Melalui Gerakan Ayah Teladan Indonesia (Gati), kita ingin membangun kesadaran bahwa ayah punya peranan besar dalam membentuk karakter bangsa,” ujarnya.

Keteladanan ayah berdampak langsung pada pembentukan mental dan moral anak. Anak yang merasakan kehadiran emosional ayah cenderung lebih percaya diri dan mandiri.

Teknologi yang seharusnya mempermudah komunikasi justru sering menjadi penghalang. Jika tidak diatur dengan bijak, gawai dapat menggantikan interaksi langsung yang esensial bagi perkembangan anak.

Upaya Meningkatkan Keterlibatan Ayah

Meningkatkan keterlibatan ayah memerlukan kesadaran bersama. Orang tua perlu menyadari pentingnya kualitas interaksi daripada sekadar hadir secara fisik di rumah.

Gerakan seperti Gati mendorong ayah untuk aktif berperan dalam pengasuhan. Hal ini termasuk berbagi kegiatan sehari-hari, mendampingi belajar, hingga menjadi pendengar yang baik bagi anak.

Pendidikan karakter anak dimulai dari rumah, dan ayah memegang peranan strategis. Interaksi positif ayah dapat membentuk anak yang tangguh, kreatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Mengurangi waktu layar dan meningkatkan waktu berkualitas bersama anak menjadi langkah konkret. Hal ini akan menyeimbangkan pengaruh teknologi dengan kebutuhan emosional anak.

Fenomena fatherless menunjukkan bahwa kehadiran fisik tidak selalu berarti keterlibatan emosional. Data 2025 menegaskan perlunya perhatian lebih dari para ayah untuk aktif membentuk karakter anak.

Hari Ayah Nasional mengingatkan seluruh orang tua bahwa teknologi seharusnya mendukung, bukan menggantikan, hubungan keluarga. Dengan kesadaran dan keteladanan ayah, generasi mendatang diharapkan tumbuh lebih kuat dan berkarakter.

Gerakan ayah teladan seperti Gati dapat menjadi inspirasi untuk memperkuat peran ayah dalam keluarga. Kehadiran ayah yang utuh, aktif, dan peduli akan memberi dampak besar bagi perkembangan anak dan masa depan bangsa.

Terkini