METI Perkuat Transisi Energi Terbarukan dengan Susunan Pengurus Baru 2025–2028

Senin, 17 November 2025 | 10:02:28 WIB
METI Perkuat Transisi Energi Terbarukan dengan Susunan Pengurus Baru 2025–2028

JAKARTA - Percepatan penggunaan energi bersih di Indonesia kembali mendapat dorongan baru melalui pembaruan struktur organisasi Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia. Langkah ini menjadi penanda bahwa upaya memperluas pemanfaatan energi terbarukan kini dilakukan dengan pendekatan lebih strategis dan terarah.

Organisasi tersebut menyampaikan bahwa masa bakti terbaru akan menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor. Semangat ini terlihat jelas ketika METI mengumumkan jajaran pengurus barunya melalui pernyataan resmi pada Senin, 17 November 2025.

Dalam susunan terbaru itu, nama Hashim Djojohadikusumo ikut masuk sebagai Dewan Penasihat. Kehadirannya diharapkan mampu memberikan pandangan strategis serta memperkuat posisi METI dalam memperjuangkan energi bersih di tingkat nasional.

METI menegaskan bahwa struktur pengurus baru disusun untuk menjawab tuntutan global terhadap energi rendah emisi. Organisasi ini akan terus memperluas perannya sebagai wadah yang mendorong pemanfaatan energi terbarukan secara masif dan berkelanjutan.

Pengumuman tersebut sekaligus menjadi sinyal bahwa Indonesia tidak ingin tertinggal dalam transisi energi yang terus bergerak cepat secara global. METI meyakini bahwa dukungan berbagai pemangku kepentingan akan menentukan keberhasilan masa depan energi bersih di tanah air.

Struktur Kepengurusan Baru METI 2025–2028

METI menyampaikan jajaran kepengurusan terbaru mereka dengan penuh optimisme. Melalui penyampaian resmi, mereka berharap amanah ini dapat membawa METI semakin maju dan berdampak bagi masyarakat.

Pernyataan tersebut disampaikan melalui unggahan organisasi pada 17 November 2025. Dalam unggahan itu, METI memperkenalkan struktur kepengurusan untuk masa bakti 2025–2028 dan menyampaikan harapan agar periode ini menjadi waktu yang kuat bagi perkembangan energi terbarukan di Indonesia.

Susunan pengurus METI hingga tahun 2028 terdiri dari beberapa posisi strategis. Posisi Ketua Umum METI dijabat oleh Zulfan Zahar.

Posisi Dewan Penasihat ditempati oleh Hashim Djojohadikusumo. Sosok ini dikenal memiliki perhatian besar terhadap isu pembangunan dan investasi nasional.

Dewan Pengawas dipercayakan kepada Wiluyo Kusdwiharto. Sementara posisi Dewan Pakar diisi oleh Herman Darnel Ibrahim.

Untuk memperkuat sektor teknis, koordinator Komite Energi Terbarukan dijabat oleh Suroso Isnandar. Dengan pengurus baru ini, METI berharap berbagai program energi terbarukan dapat berjalan lebih cepat dan efektif.

ESG Menjadi Kerangka Penting Pengembangan Energi Bersih

Dalam catatan bisnis, METI melihat bahwa perkembangan prinsip Environmental, Social, and Governance memberikan peluang besar untuk investasi hijau. Dorongan global untuk menerapkan praktik bisnis berkelanjutan membuat ESG kini menjadi bagian dari strategi ekonomi modern.

Organisasi tersebut menilai bahwa implementasi ESG akan menjadi faktor penentu bagi perusahaan dalam merancang arah bisnis ke depan. Hal ini didorong oleh peningkatan tuntutan terhadap kegiatan usaha yang lebih ramah lingkungan dan bertanggung jawab.

METI sebelumnya telah menegaskan bahwa ESG tidak lagi dianggap sebagai tren semata. Prinsip ini sudah menjadi kerangka utama bagi investasi dan bisnis global yang ingin menjawab tantangan perubahan iklim.

Perusahaan yang bergerak di sektor ekspor maupun energi juga memiliki tuntutan lebih besar dalam menerapkan standar tersebut. Hal ini dilakukan agar mereka tetap dapat bersaing di tengah perubahan kebijakan internasional yang semakin menekankan pada keberlanjutan.

Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam turut merasakan dampak dari perubahan ini. Arah kebijakan global turut mempengaruhi langkah yang harus diambil untuk menata ulang strategi energi nasional.

METI memandang ESG sebagai penerapan nyata dari praktik sustainability di berbagai industri. Dengan demikian, perusahaan yang menyesuaikan diri akan lebih siap menghadapi dinamika ekonomi dunia yang bergerak menuju penggunaan energi bersih.

Dorongan Percepatan Transisi Energi Bersih di Indonesia

Transisi energi bersih semakin menjadi sorotan sejak negara-negara maju menggaungkan peralihan dari penggunaan energi fosil menuju energi terbarukan. Fokus ini semakin kuat menyusul komitmen global untuk mengurangi emisi dan memperlambat dampak perubahan iklim.

Indonesia turut terdampak secara langsung oleh perubahan ini karena sebagian besar operasional energinya masih bertumpu pada batu bara. Dorongan internasional membuat Indonesia mendapatkan tekanan agar ikut mempercepat pergeseran menuju energi yang lebih ramah lingkungan.

Salah satu langkah yang disoroti adalah pengurangan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap berbasis batu bara. Langkah ini dianggap sebagai kunci untuk memperbaiki jejak karbon sektor energi nasional.

Selain itu, dorongan untuk memperluas pemanfaatan energi baru dan terbarukan juga semakin kuat. Energi seperti panas bumi, biodiesel, PLTA, PLTS, hingga biomassa kini menjadi fokus utama dalam strategi jangka panjang.

METI melihat percepatan transisi energi sebagai kesempatan untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam Indonesia. Negara ini memiliki modal energi terbarukan yang besar sehingga bisa berperan sebagai pemain penting di kawasan.

Arah baru kebijakan global mengenai energi juga membuka peluang bagi Indonesia untuk memperluas investasi hijau. Hal ini sejalan dengan visi METI untuk memperkuat ekosistem energi bersih melalui dukungan kebijakan dan kolaborasi lintas sektor.

Peran METI dalam Mendorong Akselerasi Energi Terbarukan

METI menegaskan bahwa struktur baru ini bukan sekadar perubahan administratif. Pengurus baru diharapkan dapat memperkuat peran METI sebagai lembaga yang aktif memperjuangkan energi terbarukan dalam berbagai kebijakan nasional.

Organisasi ini akan berfokus pada peningkatan kerja sama dengan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat luas. Upaya tersebut dilakukan untuk memastikan penggunaan energi terbarukan dapat diadaptasi secara lebih luas dan berkelanjutan.

Dengan hadirnya Dewan Penasihat yang baru, METI optimistis strategi yang dibangun akan semakin komprehensif. Pandangan strategis Dewan Penasihat diharapkan mampu memperkuat arah kebijakan yang lebih progresif dan sesuai kebutuhan industri.

Penguatan struktur juga akan membantu METI menjawab tantangan dalam percepatan transisi energi. Tantangan seperti pendanaan, regulasi, dan pemanfaatan teknologi akan menjadi fokus penting bagi pengurus baru.

METI percaya bahwa kolaborasi adalah kunci utama dalam mewujudkan energi bersih di Indonesia. Karena itu, organisasi ini terus menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat.

Langkah-langkah tersebut diharapkan mampu mempercepat terciptanya ekosistem energi ramah lingkungan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan. Dengan semangat baru, METI siap berperan aktif menuju masa depan energi yang lebih hijau dan modern.

Terkini