Ritel Siapkan Strategi Besar Sambut Lonjakan Belanja Natal dan Tahun Baru 2025

Jumat, 14 November 2025 | 09:33:43 WIB
Ritel Siapkan Strategi Besar Sambut Lonjakan Belanja Natal dan Tahun Baru 2025

JAKARTA - Menjelang akhir tahun, pelaku industri ritel nasional kembali bersiap menghadapi salah satu periode tersibuk yang secara historis selalu menjadi pendorong utama penjualan. Dalam momen yang sarat aktivitas belanja ini, dua emiten besar, PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. (ACES) dan PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA), mulai menyusun strategi untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan pada musim Natal dan Tahun Baru 2025.

Masing-masing perusahaan melihat momentum tersebut sebagai peluang emas, meskipun kinerja pada sembilan bulan pertama tahun ini mencatat tekanan signifikan pada profitabilitas. Namun, optimisme tetap terjaga karena pola konsumsi masyarakat selama periode Nataru selalu menunjukkan peningkatan yang konsisten dari tahun ke tahun.

Optimisme Ritel Sambut Puncak Aktivitas Belanja Akhir Tahun

Head of Corporate Communications & Sustainability Aspirasi Hidup Indonesia, Melinda Pudjo, menyebut bahwa mendekati masa libur panjang, ACES melihat adanya ruang pertumbuhan yang cukup besar. Ia menegaskan bahwa secara historis, momen Natal dan Tahun Baru menjadi penyumbang kontribusi penjualan tertinggi bagi brand AZKO di bawah naungan perseroan.

"Karena itu, kami akan memaksimalkan potensi tersebut melalui berbagai program promosi dan inisiatif penjualan yang relevan dengan kebutuhan pelanggan di akhir tahun," ujar Melinda pada Kamis, 13 November 2025. Ia menyampaikan bahwa rangkaian program akhir tahun menjadi langkah penting untuk menghadirkan pengalaman belanja terbaik.

Tahun ini, ACES kembali menggelar program Year-End Sale yang menghadirkan beragam penawaran untuk berbagai kategori produk. Peralatan BBQ, perlengkapan outdoor living, kebutuhan traveling, hingga kitchen appliances akan menjadi produk yang disorot pada periode tersebut.

"Melalui rangkaian promo dan inspirasi produk, kami berharap dapat memberikan pengalaman belanja lebih baik bagi pelanggan, sekaligus mendorong pertumbuhan kinerja penjualan yang positif pada kuartal IV tahun ini," lanjut Melinda. Ia menilai bahwa pemilihan kategori produk ini disesuaikan dengan tren kebutuhan masyarakat selama libur akhir tahun.

Sementara itu, Head of Legal Counsel & Corporate Affairs Erajaya Group, Amelia Allen, menegaskan bahwa perusahaan tetap melihat prospek bisnis secara positif hingga akhir tahun meskipun tidak dapat mempublikasikan target finansial. Menurutnya, ERAA masih memiliki ruang pertumbuhan berkat strategi ekspansi dan penguatan portofolio merek yang dijalankan sepanjang tahun.

"Keyakinan ini didorong oleh strategi ekspansi yang berkelanjutan, penguatan portofolio merek, serta kemampuan kami dalam memahami kebutuhan dan preferensi konsumen di berbagai kategori," kata Amelia pada Kamis, 13 November 2025. Ia menegaskan bahwa fokus perusahaan tetap diarahkan pada perbaikan kualitas layanan dan peningkatan ketersediaan produk.

Dalam menyambut momen akhir tahun, ERAA mengedepankan tiga fokus utama, yaitu memastikan ketersediaan produk, meningkatkan kesiapan layanan, dan memperkuat pengalaman pelanggan. Amelia menuturkan bahwa rantai pasok harus berjalan tanpa hambatan agar konsumen dapat memperoleh produk dengan mudah di tengah lonjakan permintaan.

"Kami memastikan rantai pasok berjalan lancar agar pelanggan dapat dengan mudah memperoleh produk yang diinginkan," ujarnya. Ia menambahkan bahwa kesiapan tim di seluruh jaringan ritel juga diperkuat guna memberikan pelayanan responsif dan profesional.

Selain itu, ERAA merancang sejumlah program promosi tematik baik secara online maupun offline. Penawaran tersebut disiapkan agar sesuai dengan minat dan kebutuhan pelanggan selama musim liburan.

Di samping itu, integrasi antarvertikal bisnis juga ditingkatkan agar pelanggan memperoleh pengalaman belanja yang lebih menyeluruh dan variatif. Upaya ini dianggap penting untuk menghadapi persaingan ritel yang semakin kompetitif menjelang akhir tahun.

Profitabilitas Lesu, Tapi Peluang Tahun Baru Tetap Terbuka

Strategi agresif yang dijalankan kedua emiten ritel ini berlangsung saat profitabilitas hingga kuartal III/2025 masih mengalami tekanan. ACES, misalnya, mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp481,09 miliar pada kuartal III/2025, atau turun 16,21 persen secara tahunan dari Rp574,22 miliar.

Penjualan bersih ACES sebenarnya tumbuh 1,69 persen secara tahunan menjadi Rp6,33 triliun dari Rp6,22 triliun pada kuartal III/2024. Namun, laju beban pokok penjualan yang mencapai Rp3,3 triliun atau naik 2,91 persen membuat margin tergerus.

Beban usaha ACES juga meningkat signifikan dari Rp2,35 triliun menjadi Rp2,59 triliun pada periode yang sama. Dengan kenaikan beban tersebut, laba usaha perusahaan turun 14,78 persen menjadi Rp637,46 miliar pada kuartal III/2025.

Di sisi lain, ERAA mencatat laba bersih sebesar Rp785,57 miliar pada kuartal III/2025, turun tipis 0,7 persen dari Rp791,16 miliar pada periode 2024. Penjualan neto ERAA sebenarnya tumbuh 7,72 persen menjadi Rp52,36 triliun dari Rp48,6 triliun pada kuartal III/2024.

Namun, beban pokok penjualan ERAA juga meningkat 7,75 persen menjadi Rp46,51 triliun. Beban pajak penghasilan neto melonjak dari Rp287,07 miliar menjadi Rp332,34 miliar sehingga laba bersih terkoreksi meskipun penjualan meningkat.

Daya Beli Mulai Pulih, Ritel Diuntungkan Momentum Musiman

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta, menilai kinerja emiten ritel seperti ACES dan ERAA dalam beberapa waktu terakhir terpengaruh oleh lemahnya daya beli masyarakat. Ia juga menyebut bahwa kondisi ekonomi pada awal 2025 cenderung kurang menggembirakan sehingga memengaruhi penjualan.

"Pada akhir tahun, kinerja emiten peritel semestinya bisa mengalami penguatan karena retail sales index mengalami pertumbuhan," kata Nafan dalam kesempatan terpisah. Menurutnya, pemulihan ekonomi yang mulai terlihat membuat sentimen pasar ritel membaik.

Sejalan dengan itu, pertumbuhan ekonomi sejak kuartal II/2025 tercatat meningkat. Pemerintah juga menyiapkan stimulus untuk mendorong daya beli masyarakat menjelang akhir tahun.

Selain faktor fundamental, momentum libur Natal dan Tahun Baru menjadi mesin penggerak tambahan bagi sektor ritel. Lonjakan aktivitas belanja konsumen dinilai mampu mendorong peningkatan penjualan di berbagai kategori produk.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi, menegaskan bahwa perayaan Nataru selalu memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, sektor ritel, pariwisata, dan perhotelan akan menjadi penerima manfaat terbesar.

Terjadinya peningkatan permintaan barang konsumsi seperti pakaian, elektronik, dan makanan ikut mengangkat kinerja industri manufaktur dan distribusi. Untuk sektor ritel, lonjakan permintaan ini menjadi peluang besar terutama karena konsumen banyak mempersiapkan kebutuhan liburan dan hadiah.

Dengan berbagai dorongan tersebut, ACES dan ERAA memanfaatkan momentum akhir tahun untuk memaksimalkan penjualan. Keduanya berharap strategi promosi, penguatan layanan, dan manajemen rantai pasok mampu menopang kinerja hingga penutupan 2025.

Terkini