Harga Pangan Nasional Masih Tinggi: Cabai Merah dan Telur Ayam Jadi Sorotan Utama

Kamis, 13 November 2025 | 11:16:48 WIB
Harga Pangan Nasional Masih Tinggi: Cabai Merah dan Telur Ayam Jadi Sorotan Utama

JAKARTA - Kenaikan harga pangan kembali menjadi perhatian masyarakat menjelang akhir tahun. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia, beberapa komoditas utama mengalami peningkatan harga cukup signifikan.

Data terbaru yang dirilis di Jakarta, Kamis (13 November 2025) pukul 09.00 WIB, menunjukkan bahwa harga cabai rawit merah telah menyentuh angka Rp61.750 per kilogram (kg), sementara telur ayam ras berada di kisaran Rp32.050 per kg. Kondisi ini memperlihatkan bahwa fluktuasi harga pangan masih menjadi tantangan di tengah upaya menjaga stabilitas inflasi.

Cabai dan Telur Jadi Komoditas yang Paling Terpantau Naik

Kedua komoditas tersebut menjadi indikator penting dalam menentukan pergerakan harga pangan nasional. Cabai rawit merah diketahui menjadi salah satu bahan pokok yang paling sering mengalami lonjakan harga karena faktor cuaca dan distribusi.

Selain cabai dan telur, PIHPS juga mencatat sejumlah komoditas lain menunjukkan kenaikan moderat di tingkat pedagang eceran. Misalnya, bawang merah kini dijual rata-rata Rp48.400 per kg, sementara bawang putih mencapai Rp43.750 per kg. Kenaikan ini berpotensi memengaruhi biaya konsumsi rumah tangga di berbagai daerah.

Harga Beras Masih Tertahan di Level Tinggi

Sementara itu, harga beras di pasaran nasional juga masih bertahan di level yang tinggi. Untuk beras kualitas bawah I, harganya kini berada di kisaran Rp15.650 per kg, sedangkan beras kualitas bawah II mencapai Rp14.900 per kg.

Kondisi serupa terjadi pada beras kategori menengah dan premium. Beras kualitas medium I dijual dengan harga Rp16.800 per kg, dan medium II di angka Rp16.650 per kg. Adapun beras kualitas super I menyentuh harga Rp17.550 per kg, sementara super II sedikit lebih rendah di Rp17.450 per kg. Kenaikan harga beras ini menunjukkan bahwa pasokan dan biaya distribusi masih menjadi faktor penentu harga di pasar.

Cabai Merah dan Cabai Keriting Terus Menguat di Pasaran

Tidak hanya cabai rawit merah, harga cabai merah besar dan cabai merah keriting juga mengalami peningkatan signifikan. Berdasarkan pantauan PIHPS, harga cabai merah besar kini mencapai Rp68.900 per kg, sementara cabai merah keriting berada di kisaran Rp66.200 per kg.

Sementara itu, cabai rawit hijau terpantau dijual dengan harga Rp40.350 per kg. Perubahan cuaca ekstrem di beberapa sentra produksi diduga menjadi penyebab utama lonjakan harga komoditas cabai. Pasokan dari daerah penghasil menurun, sementara permintaan tetap tinggi di berbagai wilayah.

Daging Sapi dan Ayam Tetap Jadi Komoditas dengan Harga Stabil Relatif Tinggi

Harga daging ayam ras secara nasional terpantau di angka Rp37.650 per kg, masih berada di level yang cukup tinggi untuk ukuran kebutuhan rumah tangga. Di sisi lain, daging sapi kualitas I dijual dengan harga Rp143.000 per kg, dan kualitas II sedikit lebih rendah di kisaran Rp137.150 per kg.

Meski tergolong stabil dibandingkan bulan sebelumnya, harga daging tetap menjadi beban bagi sebagian besar konsumen. Hal ini terutama dirasakan oleh masyarakat berpendapatan menengah ke bawah yang menjadikan daging sebagai bahan pangan alternatif di momen tertentu.

Gula dan Minyak Goreng Masih Jadi Komoditas Sensitif di Pasar Tradisional

Komoditas gula pasir juga mengalami sedikit penyesuaian harga. Untuk gula pasir kualitas premium, harganya kini berada di angka Rp21.500 per kg, sedangkan gula pasir lokal dijual dengan harga rata-rata Rp18.750 per kg.

Kenaikan harga gula ini dikaitkan dengan biaya produksi dan distribusi yang meningkat. Selain itu, beberapa wilayah juga masih mengalami keterlambatan pasokan dari pabrik, sehingga stok di tingkat pedagang eceran menjadi terbatas.

Adapun untuk minyak goreng, PIHPS mencatat bahwa harga minyak goreng curah kini mencapai Rp19.500 per liter. Sementara minyak goreng kemasan bermerek I berada di kisaran Rp24.400 per liter, dan kemasan bermerek II dijual sekitar Rp21.450 per liter.

Kenaikan harga minyak goreng ini menunjukkan bahwa tekanan pada sektor pangan belum sepenuhnya mereda. Pemerintah diharapkan terus menjaga pasokan dan memastikan harga tetap terkendali menjelang akhir tahun.

Kenaikan Harga Pangan Jadi Tantangan bagi Ketahanan Ekonomi Rumah Tangga

Fluktuasi harga pangan yang terjadi saat ini menimbulkan kekhawatiran terhadap daya beli masyarakat. Komoditas seperti cabai, telur, dan beras merupakan kebutuhan pokok yang langsung berdampak pada pengeluaran rumah tangga.

Jika tren kenaikan harga terus berlanjut, maka akan berpotensi menekan konsumsi masyarakat dan berimbas pada inflasi. Karena itu, diperlukan langkah-langkah strategis dari pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas harga di pasar.

Upaya Pengendalian Harga dan Pengawasan Distribusi Terus Dilakukan

Bank Indonesia bersama pemerintah daerah terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan harga pangan di lapangan. Melalui sistem PIHPS Nasional, data harga diperbarui secara real time untuk membantu menentukan kebijakan stabilisasi pangan.

Koordinasi dengan pelaku usaha dan petani juga terus diperkuat guna menjaga kelancaran pasokan. Upaya ini diharapkan dapat menekan potensi lonjakan harga yang kerap terjadi akibat gangguan cuaca atau hambatan distribusi logistik.

Dengan pengawasan yang ketat dan kolaborasi lintas sektor, diharapkan harga komoditas pangan dapat segera kembali stabil. Stabilitas harga menjadi faktor penting dalam menjaga keseimbangan ekonomi, terutama di tengah tekanan biaya hidup yang semakin meningkat.

Kebijakan Stabilitas Pangan Diharapkan Terus Berlanjut

Kenaikan harga yang terjadi saat ini menjadi pengingat bahwa sistem distribusi pangan di Indonesia masih perlu diperkuat. Pemerintah diharapkan mampu memastikan stok tersedia dalam jumlah cukup dan harga tetap terjangkau bagi masyarakat.

Melalui data dan pengawasan dari PIHPS Nasional, diharapkan kebijakan pengendalian harga dapat lebih tepat sasaran. Transparansi harga juga menjadi langkah penting agar masyarakat dapat memantau langsung pergerakan harga bahan pokok di pasaran.

Dengan sinergi antara pemerintah, pelaku pasar, dan masyarakat, stabilitas pangan nasional dapat lebih mudah dijaga. Langkah ini penting agar fluktuasi harga tidak menimbulkan dampak sosial dan ekonomi yang lebih luas.

Terkini