Proyek Gasifikasi Batu Bara dan Pabrik Petrokimia Dorong Indonesia Kurangi Impor Energi

Rabu, 12 November 2025 | 12:07:54 WIB
Proyek Gasifikasi Batu Bara & Pabrik Petrokimia Dorong Indonesia Kurangi Impor Energi

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara akan memulai konstruksi pada 2026. Proyek ini diharapkan menjadi solusi untuk menekan ketergantungan Indonesia terhadap impor liquified petroleum gas (LPG).

Menurut Bahlil, konsumsi LPG domestik diprediksi mencapai 10 juta ton pada 2026, sementara kapasitas produksi dalam negeri hanya sekitar 1,4 juta ton per tahun. Artinya, defisit LPG diperkirakan mencapai 8,6 juta ton, yang harus ditutupi melalui substitusi impor, salah satunya DME.

Bahlil menambahkan, proyek DME telah dibahas oleh Presiden Prabowo Subianto bersama CEO Danantara, Rosan Perkasa Roeslani. Keputusan lokasi proyek dijadwalkan bulan depan, sehingga konstruksi bisa dimulai pada 2026.

Pasokan LPG untuk Petrokimia Masih Bergantung Impor

Sebelumnya, Kementerian ESDM memastikan PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) mengajukan impor LPG sebesar 1,2 juta ton untuk bahan baku pengolahan petrokimia. Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Laode Sulaeman menegaskan pasokan LPG ini berasal dari luar negeri dan tidak memengaruhi stok domestik.

Laode menambahkan, proyek DME dari batu bara belum digunakan sebagai sumber LPG untuk pabrik petrokimia. Saat ini, Lotte fokus pada impor LPG untuk kebutuhan tahap awal pabriknya.

Impor LPG Indonesia Masih Tinggi

Sepanjang 2024, Indonesia mengimpor LPG sebanyak 6,89 juta ton dengan nilai mencapai US$3,78 miliar. Mayoritas impor datang dari Amerika Serikat, yakni 3,94 juta ton senilai US$2,03 miliar, diikuti oleh Uni Emirat Arab, Qatar, Arab Saudi, dan Algeria.

Tingginya impor LPG menjadi salah satu alasan pemerintah mendorong proyek gasifikasi batu bara menjadi DME. Dengan adanya DME, diharapkan defisit LPG dapat berkurang dan ketergantungan terhadap impor energi menurun.

Pabrik Petrokimia LCI Dorong Hilirisasi Migas & Substitusi Impor

Pabrik petrokimia new ethylene project milik PT Lotte Chemical Indonesia diresmikan di Cilegon, Banten, pada Kamis, 6 November 2025. Pabrik ini diklaim mampu menekan impor migas hingga US$1,4 miliar atau sekitar Rp23,42 triliun, sekaligus menghasilkan produk hilirisasi senilai US$2 miliar per tahun.

Investasi pabrik tersebut mencapai US$3,9 miliar atau sekitar Rp62,4 triliun. Dengan kapasitas pengolahan naphta sebesar 3.200 kiloton per tahun ditambah LPG 0–50% sebagai pendukung, proyek ini juga berkontribusi pada peningkatan ekspor dan substitusi impor Indonesia.

Terkini