JAKARTA - Upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia kini semakin ditekankan melalui keberadaan Kampung Keluarga Berkualitas (KB). Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menyebut Kampung KB sebagai wadah kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat ketahanan keluarga.
Ia menjelaskan bahwa program Kampung KB tidak hanya menjadi tanggung jawab Kemendukbangga atau BKKBN semata, tetapi merupakan gerakan bersama seluruh elemen bangsa. Melalui kolaborasi lintas sektor, sinergi antar-program, dan partisipasi aktif masyarakat, Kampung KB diharapkan menjadi model pembangunan keluarga yang berdaya dan mandiri.
Wihaji menegaskan bahwa Kampung KB berperan penting dalam mengoptimalkan potensi keluarga serta komunitas lokal. Menurutnya, keluarga harus menjadi pusat pembentukan karakter, peningkatan kesejahteraan, dan penopang pembangunan berkelanjutan.
Kunjungan Wihaji ke Garut, Jawa Barat, pada Selasa (11/11) menjadi salah satu bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap penguatan peran Kampung KB. Dalam kesempatan itu, ia memberikan edukasi tentang program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) serta berbagai inisiatif prioritas nasional yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci Keberhasilan
Pendekatan Kampung KB, kata Wihaji, telah diintegrasikan dengan berbagai program pembangunan sumber daya manusia dari lintas kementerian dan lembaga. Sinergi tersebut diyakini dapat memperkuat fungsi keluarga dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat serta produktif.
Ia menilai kegiatan intervensi di Kampung KB menjadi wujud nyata komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dari tingkat akar rumput. Program ini tidak berdiri sendiri, melainkan melibatkan dunia usaha, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, serta tokoh agama untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan.
“Gerakan ini tidak hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan saat ini, tetapi juga pada upaya menciptakan fondasi yang kokoh bagi generasi mendatang,” ujar Wihaji. Ia menambahkan bahwa cita-cita menuju Indonesia maju hanya dapat dicapai melalui keluarga yang sehat, tangguh, dan sejahtera.
Dengan mengedepankan semangat gotong royong, BKKBN berharap setiap keluarga memperoleh dukungan optimal dalam menghadapi tantangan sosial dan ekonomi. Kolaborasi ini juga membuka peluang besar bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan keluarga yang berdaya saing.
Fokus Penanganan Stunting Lewat Kampung KB
Dalam kunjungannya di Garut, Wihaji juga menyoroti pentingnya penanganan stunting sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Menurutnya, masalah stunting tidak hanya berkaitan dengan gizi, tetapi juga menyangkut aspek sanitasi, lingkungan, dan pola asuh keluarga.
Ia menjelaskan bahwa program Kampung KB memiliki peran strategis dalam mengatasi masalah stunting melalui intervensi langsung kepada keluarga berisiko. Dalam kesempatan tersebut, pemerintah memberikan bantuan berupa sembako senilai Rp105 ribu per minggu dan insentif untuk tim pendamping keluarga (TPK) sebesar Rp5 ribu per minggu.
Selain itu, bantuan juga diberikan dalam bentuk program bedah rumah di tiga lokasi berbeda, masing-masing senilai Rp35 juta. Upaya tersebut diharapkan dapat membantu memperbaiki kondisi lingkungan tempat tinggal keluarga, sekaligus meningkatkan kualitas hidup mereka.
Tak hanya itu, pelayanan Keluarga Berencana (KB) juga digencarkan di kawasan Kampung KB untuk membantu mencegah stunting sejak dini. Program ini menyasar ibu hamil, ibu menyusui, serta keluarga dengan balita agar mendapatkan pendampingan dan edukasi kesehatan yang memadai.
Gotong Royong sebagai Fondasi Membangun Generasi Sehat
Wihaji menegaskan bahwa keberhasilan pembangunan keluarga tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, melainkan juga pada kekuatan gotong royong masyarakat. Kampung KB, menurutnya, menjadi ruang kolaboratif di mana seluruh pihak dapat berperan aktif dalam menciptakan keluarga berkualitas.
“Melalui semangat kebersamaan, setiap keluarga dapat memperoleh kesempatan lebih besar untuk berkembang dan menjadi pondasi bagi generasi mendatang,” ucapnya. Ia menambahkan bahwa penguatan fungsi keluarga harus menjadi prioritas agar tercipta masyarakat yang tangguh menghadapi berbagai perubahan sosial.
Ia juga menyoroti pentingnya membangun kesadaran bahwa masalah keluarga bukan hanya urusan satu instansi, melainkan tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, pendekatan whole of society menjadi kunci agar hasil pembangunan dapat dirasakan secara menyeluruh.
Melalui program Kampung KB, pemerintah ingin memastikan bahwa setiap intervensi kebijakan mampu menjangkau masyarakat hingga ke pelosok desa. Dengan demikian, peningkatan kualitas hidup tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi juga di wilayah perdesaan.
Menuju Indonesia Sejahtera Melalui Pemberdayaan Keluarga
Wihaji menutup kunjungannya dengan pesan bahwa keluarga merupakan titik awal dari segala perubahan besar dalam masyarakat. Pemerintah terus berkomitmen menjadikan Kampung KB sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan penggerak pembangunan berbasis keluarga.
Menurutnya, program ini dirancang bukan hanya untuk mengatasi masalah saat ini, tetapi juga untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda Indonesia. Ia optimistis bahwa jika seluruh pihak bersatu, cita-cita Indonesia maju dapat diwujudkan melalui keluarga yang sehat, mandiri, dan berdaya saing tinggi.
Kampung KB diharapkan menjadi simbol nyata dari semangat kebersamaan bangsa Indonesia. Melalui sinergi lintas sektor, inovasi sosial, dan semangat gotong royong, setiap keluarga dapat menjadi bagian penting dari perjalanan menuju Indonesia Emas 2045.
Dengan tekad yang kuat dan komitmen yang konsisten, pembangunan keluarga berkualitas akan menjadi fondasi utama dalam membentuk bangsa yang tangguh, sejahtera, dan bermartabat. Pemerintah yakin, gerakan ini bukan hanya program, tetapi sebuah gerakan nasional menuju kesejahteraan bersama.