Cara Melatih Fokus Anak Lewat Aktivitas Sensorik dan Motorik di Rumah

Rabu, 12 November 2025 | 09:03:29 WIB
Cara Melatih Fokus Anak Lewat Aktivitas Sensorik dan Motorik di Rumah

JAKARTA - Bagi orang tua, melihat anak cepat bosan saat belajar sering dianggap tanda kurang minat. Padahal, kemampuan fokus sangat bergantung pada kesiapan tubuh dan perkembangan sistem sensorik serta motorik anak.

Kajian tahun 2024 berjudul “Relationships between Motor Skills and Academic Achievement in School-Aged Children and Adolescents: A Systematic Review” menemukan hubungan erat antara kemampuan motorik dan pencapaian akademik. Aktivitas motorik membantu anak mengubah informasi abstrak menjadi konkret sehingga otak lebih mudah memahami materi.

Menurut psikolog anak Saskhya Aulia Prima, M.Psi, Psikolog, fokus bukan hanya perilaku, tetapi hasil kesiapan perkembangan tubuh. “Fokus tidak bisa dipaksakan. Tubuh anak harus siap dulu agar bisa duduk diam dan memperhatikan,” jelas Saskhya.

Jika sistem sensorik anak belum matang, mereka mudah terdistraksi oleh suara, cahaya, atau gerakan di sekitar. Kondisi ini sering salah ditafsirkan sebagai kemalasan atau kurang minat belajar.

Aktivitas Sensorik dan Motorik Halus sebagai Latihan Fokus

Kemampuan fokus dapat dilatih melalui aktivitas menyenangkan yang melibatkan gerakan tangan dan sentuhan. Aktivitas seperti membentuk adonan, mencubit bahan lembut, atau meronce manik-manik melatih otot-otot kecil di tangan serta koordinasi mata dan tangan.

Studi tahun 2023 berjudul “Optimizing Fine Motor Coordination, Selective Attention and Reaction Time in Children” menemukan bahwa kombinasi seni visual dan latihan motorik meningkatkan konsentrasi dan reaksi anak. Latihan ini juga membantu anak memusatkan perhatian lebih lama dibandingkan aktivitas pasif.

Saat anak sibuk bermain dan berkreasi, mereka secara alami melatih otak dan tubuh untuk bekerja sama. Permainan yang melibatkan urutan aktivitas atau sentuhan bisa menjadi latihan fokus yang efektif.

Bermain masak-masakan, misalnya, mengajarkan anak mengikuti tahapan, menyusun bahan, dan membayangkan hasil masakannya. Proses ini membantu mengasah ketelitian, kesabaran, dan koordinasi tangan-mata secara alami.

Contoh Aktivitas Sederhana di Rumah

Berikut beberapa aktivitas motorik dan sensorik yang bisa dicoba untuk melatih fokus anak:

Menggulung dan menekan adonan – melatih kekuatan genggaman dan kontrol tangan.

Membentuk huruf atau pola dari adonan – meningkatkan koordinasi visual dan gerakan presisi.

Memotong atau mencetak bentuk – membantu fokus dan ketelitian anak.

Menyusun warna atau pola – melatih kesabaran, konsistensi, dan perencanaan.

Mencampur warna – menumbuhkan kreativitas sekaligus melatih konsentrasi.

Aktivitas sederhana ini tidak membutuhkan alat khusus dan dapat dilakukan di rumah. Orang tua cukup menyediakan bahan yang aman dan membimbing anak tanpa memaksakan hasil.

Latihan fokus melalui permainan sensorik dan motorik membantu anak belajar dengan cara alami. Anak akan lebih tertarik, aktif, dan mampu mempertahankan perhatian lebih lama dibandingkan metode belajar pasif.

Pentingnya Peran Orang Tua dalam Mengasah Fokus

Orang tua memiliki peran penting dalam mengawasi dan menyesuaikan aktivitas dengan kemampuan anak. Memaksa anak duduk diam atau menyelesaikan tugas panjang tanpa persiapan tubuh dapat membuat anak frustrasi dan menurunkan motivasi.

Mendukung anak dengan aktivitas yang menyenangkan dan menstimulasi sensorik menjadi strategi efektif. Konsistensi dan pengulangan secara ringan membantu anak membangun kemampuan fokus secara bertahap.

Selain itu, memperhatikan tanda-tanda distraksi atau kelelahan anak membantu menyesuaikan durasi belajar dan bermain. Kombinasi stimulasi motorik, pengawasan orang tua, dan lingkungan yang mendukung memperkuat perkembangan konsentrasi anak.

Fokus Anak Bisa Dilatih Lewat Aktivitas Kreatif

Kesulitan anak mempertahankan fokus bukan berarti malas atau tidak tertarik belajar. Kemampuan ini berkaitan erat dengan kesiapan tubuh, perkembangan sistem sensorik, dan latihan motorik halus.

Melalui aktivitas menyenangkan seperti bermain adonan, meronce, atau permainan kreatif lain, anak melatih koordinasi tangan-mata sekaligus meningkatkan konsentrasi. Orang tua yang mendampingi dan menyesuaikan aktivitas anak dapat membuat proses belajar lebih efektif dan menyenangkan.

Latihan fokus berbasis sensorik dan motorik juga mendorong anak belajar sambil bermain. Dengan rutin melakukan kegiatan ini, anak akan mampu mempertahankan perhatian lebih lama, memproses informasi lebih baik, dan menunjukkan prestasi akademik yang meningkat.

Permainan dan aktivitas sensorik-motorik di rumah bukan sekadar hiburan, tetapi alat pembelajaran penting. Orang tua dapat memanfaatkan momen ini untuk membangun fondasi konsentrasi yang kokoh bagi perkembangan akademik dan kehidupan sehari-hari anak.

Terkini